Dari kejauhan kulihat senyumnya, di taman penuh dengan warna-warni bunga. Bahagianya terlihat sederhana,bahkan senyumnya bisa menyentuh jiwa.Â
Gadis yang selalu ceria seolah tak ada beban, "Selamat pagi dunia" Terikannnya dengan lantang seolah menyambut dunia dengan bahagia.Â
Dia lari menghampiriku,ya gadis itu dengan senyumnya menuju arahku "Anastasyaaaaaaa,sejak kapan kamu duduk dibawah pohon ini sendirian?".
 "Sejak kau berteriak sendirian tadi, kau ini kenapa Lio selalu seperti itu?".Â
"Ha ??? Seperti itu apa maksutmu Na?" Tanyanya padaku seolah kebingungan.
"Bukannkah kau kemarin baru saja menangis tersedu seperti orang gila? Bukannya kau baru saja kehilangan? Kau ini kenapa Lio?" Aku bertanya dengan tatapan dalam memandang matanya. Dan aku mendapatkan jawabannya. Tatapan luka itu sudah sangat masih jelas nyata, tapi mengapa ia baik menggunakan topengnya.
"Nat,aku manusia biasa. Setiap yang bernyawa selalu akan mati kan,aku selalu menguatkan hatiku Nat." jawabnnya yang begitu lembut namun dalam.
"Nat hatiku hancur aku tak pernah mau dunia tau untuk itu,aku ingin dunia merekam tawaku bukan tangisku,sedihku atau apapun itu,Nat kau tau aku ingin gila rasanya tapi aku tak bisa karena aku tak ingin kau sedih jika aku benar-benar gila hahaha".Aku tercengang lagi dan lagi oleh jawabnya dan masih sempatnya dia memikirkanku diiringi tawanya.
Begitulah singkatnya mengapa aku selalu mengagumi sosoknya. Tidak pernah protes akan segala sesuatu yang menimpanya. Dia mengajarkanku arti sabar di dunia. Dia gadis itu selalu mengajarkan untuk lebih mengerti akan hidup.Â
Tapi ada suatu kabar yang memporak porandakan hidupku kala itu. Ia tergeletak diatas aspal bersimbah darah,matanya tertutup,nafasnya sangat pendek. Aku berharap ini adalah mimpi. Ya mimpi buruk
"Tidakkkkk tidak mungkin, kalian semua berbohong,jangann" tangisku pecah aku tidak kuasa lagi . Tuhan ini tidak nyata bukan. Aku seperti orang gila yang tertawa menangis dalam waktu bersamaan. Tak siap menerima kenyataan yang ada didepanku "Dia pergi".
"Nat aku pergi dulu. Aku akan pulang dan membawakan sesuatu untukmu"Â
Kata terakhir sebelum dia pergi meninggalkanku. Yatuhan dadaku begitu sesak. Liora gadis ceria dengan segala tawanya aku kehilangan diaÂ
Di tempat kejadian "kue ulang tahun dan bunga yang didekapnyapun rusak"
Aku sempat membaca surat didalam kotak kue itu tangisku semakin pecah dan menjadi.Â
"Natasya Selamat Ulang tahun. Nat terimakasih untuk semuanya. Atas tumpangan rumahmu yang menerima si gadis malang yang hidup sendirian ini. Nat aku bahagia menjadi sahabatmu. Nat jangan pernah lupakan aku. Aku hanya membeli bunga Lili kesukaanmu emmm dan kue ulang tahun strowberry kesukaanmu. Love you Nat"Â
Hai gadis bodoh kenapa kau pergi meninggalkan ku. Aku seperti tak bernyawa sekarang initerlalu cepat,ini seperti tidak nyata,ini semua tidak benar. Dadaku bak ditusuk ribuan pisau ini sungguh sakit.
Dalam hidup ini adalah hal yang membuatku sesak tiada tara. Didepan batu nisannya aku berjanji akan selalu mengenangnya sebagai pembelajar terindah didalam hidupku. "Selamat jalan Liora" dan setelah itu mataku gelap.
Aku terbangun sudah diranjang kamarku ah memang benar ternyata aku pingsan tadi.Â
Semua telah berlalu dalam hidup aku harus merelakan dengan iklas yang datang dan pergi l. Tapi gadis itu sungguh bermakna dalam hidupku. Gadis malang hidup sendirian tapi tak pernah mengeluh selalu iklas menyambut dunia.
Terimakasih pernah ada didalam hidupkuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H