Suatu ketika ia sadar dan terkejut oleh dirinya . Babak belur dan remuk psikisnya.Tatapan kosong tak bernyawa.Bukan lagi tangisan ataupun tetesan air mata yang ia lakukan.Hanya lamunan dan diam tanpa kata.
"Kau tak apa ?" Kataku padanya jawabnya hanya sebuah gelengan kepala tak bertenaga.Ya aku tau betapa rapuhnya ia saat ini.Aku tau langkahnya yang penuh dengan doa dari sang tercinta sudah tak ada lagi.Ia bak burung yang patah sayapnya tak bisa terbang kesana kemari karena rasa sakit yang begitu luar biasa.
Detik berganti menit,menit berganti jam,jam berganti hari,hari berganti bulan,hingga bulan berganti taun.Tatapan kosong darinya kadang masih dapat kulihat bagaimana dia merindukan sosok itu yang pergi untuk selamanya. Tatapan kosong namun penuh cinta.Â
Dari situ aku tau burung yang patah sayapnya itu sedang menyembuhkan luka. Perpisahan termenyakitkan yakni ketika kau dan dia sudah tak dialam  yang sama. Namun indahnya kau tetap mengingatnya dan menyebutnya selalu dalam doa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H