Dari Puncak Pasai
Pada saat ini kehidupan yang kita jalani akan terus mengalami perubahan, baik setiap detik,menit dan jam, pastinya ada perubahan terhadap diri kita entah itu mungkin mood yang tiba-tiba tidak bagus atau hanya perubahan dari berdiri, duduk hingga rebahan, tentunya hal itu termasuk pada perubahan. pada tulisan kali ini saya terisnpirasi dari beberapa buku yang pernah dibaca dilihat dari judulnya mungkin beberapa orang tau buku tersebut, ya tentunya kalau bukan judul buku "Dari Puncak Baghdah" karya Tamim Ansary dan "Dari Puncak Andalusia" karya Dr. Tariq Suwaidan.Â
Mungkin tulisan ini tidak sehebat dan sangat jauh dari dua penulis diatas, jelas ilmu dan pengalaman yang mereka tempuh lebih banyak dibandingkan diri ini yang masih belajar . Dari dua buku yang tebal nya bukan main saya belajar dan mengambil poin yang saya dapat dari kedua buku namun bukan berarti saya ahli dalam menyimpulkan atau menjelaskan, karena ini hanya murni dari opini dan pendapat saya pribadi yang bisa salah dan jauh dari kata sempurna.
Pada kedua buku tersebut disana sama-sama menceritakan tentang keindahan dua negeri jika di dalamnya penuh dengan keadilan dan keimanan serta pengetahuan yang dilandaskan pada kecintaan kepada sang pencipta. Mulai dari kaum muslimin yang berjuang dengan harta dan nyawa nya hanya untuk menyingkirkan setiap tabir yang menghalangi pancaran cahaya ilahi ke hati manusia, menegakan kalimatullah dan membebaskan manusia dari perbudakan terhadap kecintaan dunia dan merubah negeri tersebut bagai surga dunia.Â
Maka dari buku-buku tersebut saya terisipirasi untuk membuat tulisan "Dari puncak pasai" berbeda dari kedua buku yang diatas mungkin pada kali ini saya hanya menjelaskan sedikit dan umumnya orang tau tentang sejarah pasai karena termasuk kedalam pembelajaran sejarah disetiap sekolah.Â
Hanya saja saya ingin merefresh pengetahuan tentang sejarah satu ini, kita tau pasai adalah tempat yang sangat strategis karena dekat dengan semenajung melayu yang menjadi jalur perdagangan rempah yang populer pada abad ke 13an. Pasai yang mengalami perubahan nama dari waktu ke waktu hingga zaman saat ini dikenal dengan daerah serambi mekah yaitu Aceh, memiliki kejayaan yang luar biasa pada masa itu. Bagaimana tidak kesejahteraan dan kemajuan keilmuan dan tata negara sudah sangat maju kala itu akibat dari penerapan sistem terbaik  yaitu islam. Â
Daerah yang saat itu mampu menahan Negara-negara koloni seperti Belanda  yang ingin mengambil kekuasaan di aceh tersebut selama tiga abad lamanya, bahkan pemimpin saat itu Cornelius de houtman sempat ditangkap dan mati di aceh pada ekspedisi keduanya dan hal ini menandakan kuatnya kesultanan Aceh saat itu. Ketika kita melihat kebelakang saat negeri Belanda mengalami perang dengan spanyol selama 80 tahun dan raja mereka di tawan oleh spanyol, kesultanan aceh melalui diplomasinya membantu dalam pembebasan terhadap raja Belanda.Â
Sejarah diatas tidak bisa di bantah lagi karena bukti yang telah ditemukan dan masih diabadikan hingga saat ini, lantas bagaimana hari ini  tentu insan-insan yang pernah berkunjung dan menetap yang tau akan kondisi ini. Tugas yang paling besar saat ini adalah mendidik generasi yang kelak bisa menyuarakan dan menerangi setiap kalbu insan-insan yang tidak mengenal rabb-Nya, hal sejalan dengan pertanyaan kenapa semua nabi-nabi yang diturunkan mulai dari nabi Adam as hingga nabi Muhammad saw yang disampaikan pertama kali adalah berkaitan dengan tauhid, ini menandakan pentingnya tauhid ditanamkan kepada setiap generasi-generasi yang hadir saat ini maupun yang kelak akan datang. Maka metode saat ini yang paling efektif adalah pendidikan dan dialog yang mampu mereset dan mengubah pemikiran dan sikap suatu generasi melalui tangan-tangan dan lisan-lisan yang senantiasa berdzikir,berpikir dan berikhtiar kepada Allah swt.
Kembali kepada topik diatas karena kalau terlalu jauh akan ada insan-insan pengkritik yang siap dengan tangan dan lisan nya sehingga kita kembali fokus kepada pembahasan. Aceh saat itu menjadi pusat peradaban terkhusus di bidang perdagangan sebab saat malaka jatuh ketangan portugis yang berefek terhadap perdagangan disana saat itu, seperti yang pernah di katakan oleh penjelajah asal portugis " jika malaka bisa dikuasai maka bangsa yang menguasai bisa mencekik venesia " yang kita ketahui bahwa venesia menjadi salah satu tempat pusat perdagangan di Eropa setelah jatuhnya Konstantinopel  ke tangan kesultanan utsmaniyah. Maka dengan demikian bisa dikatakan bahwa aceh menjadi kesultanan yang makmur pada saat itu dengan banyak prestasi yang diperoleh disebabkan karena kecakapan para pemimpin dan kepatuhan rakyat disana yang dilandasi dengan keimanan dan kepatuhan terhadap Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H