Ada berbagai jenis bentuklahan yang dapat dibedakan menurut proses pembentukannya, diantaranya bentuklahan struktural, vulkanis, fluvial, marin, aeolian, dan solusional.
Bentuklahan struktural merupakan bentuklahan yang terbentuk akibat adanya proses tektonik seperti lipatan dan patahan. Proses ini menghasilkan pegunungan lipatan, perbukitan, dan masih banyak lagi.
Bentuklahan vulkanis merupakan bentuklahan yang terbentuk akibat adanya aktivitas gunung berapi seperti keluarnya magma dari dalam perut bumi dan jatuhan material yang meluncur di lereng gunung. Contoh dari bentuklahan ini ialah kawah atau kaldera, aliran lava, kubah lava, dan masih banyak lagi.
Bentuklahan fluvial merupakan bentuklahan yang terbentuk akibat adanya aktivitas air sungai. Aktivitas ini menghasilkan suatu kenampakan seperti gosong tepi, gosong tengah, delta sungai, dan lain-lain.
Bentuklahan marin merupakan bentuklahan yang terbentuk akibat adanya aktivitas gelombang laut seperti pengikisan (abrasi) dan pengendapan material padat yang terbawa arus gelombang. Hal-hal tersebut membentuk suatu kenampakan seperti tebing pinggir pantai, laguna, gisik (beach), dan masih banyak lagi.
Bentuklahan aeolian merupakan bentuklahan yang terbentuk akibat aktivitas angin yang mengikis ataupun membawa endapan pasir. Aktivitas tersebut membentuk kenampakan seperti gumuk pasir, blowouts, mushroom rock, dan lain-lain.
Bentuklahan solusional merupakan bentuklahan yang terbentuk akibat adanya pelarutan batuan yang mudah larut seperti batu gamping, dolomit, marmer, gipsum, dan batuan garam. Pelarutan tersebut umumnya terjadi di bawah tanah, membentuk lorong-lorong atau cekungan bawah tanah. Pelarutan tersebut dapat menghasilkan suatu gua dan aliran sungai bawah tanah.Â
Walaupun umumnya dijumpai di bawah tanah, bentuklahan ini juga dapat dijumpai di permukaan tanah seperti kubah karst, doline, dan masih banyak lagi. Gambar bukit di halaman sebelumnya dapat diidentifikasi merupakan salah satu kubah karst yang terdapat di Gunungkidul karena Gunungkidul terkenal dengan kawasan karst nya. Jadi, dapat diasumsikan bahwa bentuklahan tersebut merupakan kubah karst.
Dalam mempelajari geomorfologi, kita juga harus mengetahui beberapa aspek geomorfologi agar kita mengetahui informasi apa saja yang akan kita gali dari suatu bentuk lahan. Secara garis besar, aspek geomorfologi terbagi menjadi empat, yakni morfologi (bentuk dari suatu kenampakan), morfogenesis (asal usul terbentuknya), morfokronologi (kapan terbentuknya), dan morfoaransemen (lokasi dan kaitannya dengan wilayah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H