Mohon tunggu...
Made Mariana
Made Mariana Mohon Tunggu... -

Seorang Buruh Migran, Murid dari Guru Kehidupan, tinggal di UAE. Penulis buku: Titik-Titik Air di Padang Pasir.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bunga Mekar di Padang Pasir

17 Juni 2013   21:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:52 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13714804172139739111

[caption id="attachment_249441" align="alignnone" width="1200" caption="Kembang Kamboja Mekar di Negeri Kurma"][/caption] Setiap orang suka kedamaian, akupun demikian, daku pergi ke tempat-tempat yang indah, pergi menjumpai orang-orang suci, pergi ke tempat-tempat suci, itu memang memberikan kedamaian, namun sementara, setelah jauh dari mereka, kedamaian terusik kembali. Ternyata setelah capek pergi ke sana kemari, kedamaian itu ada di dalam sini, sayangnya menjaga kedamaian dalam diri pekerjaan yang tidak mudah dan tidak pernah berhenti, smile

***

Ukiran yang indah dan menawan terbentuk setelah kayu dilukai dengan pahat dan dipukul dengan palu. Demikian pula, Kepedihan, musibah, dan segala jenis penderitaan, mempercantik jiwa, dan mengaluskan kharakter, membuat kita menjadi cemerlang dalam kehidupan, seperti malam tidak bisa dipisahkan dengan siang hari untuk mengetahui waktu, demikian pula segala jenis penderitaan tidak bisa dipisahkan dengan kebahagiaan dan kehidupan, keep smile

***

Belajar dan bekerja akan lebih effektive saat pikiran terkonsentrasi dengan baik, pikiran terkonsentrasi dengan baik bila pengendalian diri bagus. Diantara kondisi yang paling sulit mengendalikan diri ketika negativities datang saat perut kosong. Logikanya, bila perut kosong mampu mengendalikan diri dengan baik, mampu berkonsentrasi dengan baik, apalagi ketika perut terisi. Untuk bisa membuktikan hal ini, untuk merasakannya marilah berpuasa... smile

***

Ketika, hati dan pikiran sedang ragu, Buku Suci dan Nasehat Guru menjadi cahaya penerang. Tatkala keyakinan sudah mantap, Melangkah, Praktik, Pelayanan dengan penuh cinta kasih menanti. smile

***

Air sangat lembut, karenanya ia bisa mengalir melewati benda-benda keras seperti batu kali, batu karang atau logam. Hati yang lembut dan pikiran yang dibungkus kasih sayang, mampu mengalir dengan alur kehidupan, melewati kharakter yang keras ataupun kehidupan yang keras. Mari kita pupuk cinta kasih dalam setiap gerak pikir, kata dan laku kita. smile

***

Ketika perut kosong, sulit untuk mengendalikan diri, namun bila mampu mengendalikan diri ketika perut sedang kosong, logikanya akan mudah mengendalikan diri ketika perut berisi.Oleh karenanya puasa metoda yang sangat baik untuk berlatih mengendalikan diri... smile

***

Keinginan bila tidak dikontrol ia bisa tumbuh tak terbatas. Resources yang kita miliki untuk memenuhi kebutuhan sangat terbatas. Kesenangan dan kebahagiaan terjadi saat keinginan terpenuhi. Untuk bisa senang terus logikanya, batasi keinginan, buat ia lebih rendah dari sumber daya sehingga ia bisa terpenuhi dan sisa sumberdaya bisa untuk merenda masa depan yang cerah. smile

***

Mata bisa memberikan kita kenikmatan menyaksikan berbagai keindahan di alam ini. Bila mata melihat dengan kaca mata bersih (Baca: didasari pikiran bersih), semua tampak apa adanya. Sebaliknya, Bila mata melihat dengan kaca mata kotor (baca: didasari oleh pikiran kotor), semua tampak kotor. Mari bersihkan pikiran kita.. smile

***

Badan ini perlu makanan untuk tetap hidup, untuk mendapatkan makanan kita perlu bekerja, Mari bekerja dengan senyuman dan hati riang. smile

***

Untuk hidup kita perlu nafkah, Untuk mendapatkan nafkah kita harus bekerja. Marilah bekerja dengan hati yang ikhlas, usaha keras, cerdas. Apapun profesi yang kita tekuni. smile

***

Selamat Hari Raya Kartini, Kepada semua Ibu. Semoga semua Ibu di semua alam, di semua tempat, di semua tingkatan, terbebas dari permusuhan dan bahaya. Semoga mereka semua terbebas dari penderitaan lahir. Semoga mereka semua terbebas dari penderitaan batin. Semoga mereka semua berbahagia dan sejahtera. smile

***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun