GADIS BISU
Saat Mira melihat ayahnya sedang memarahi adik angkatnya. Rasanya kepala Mira mau pecah saja. Wajah ayahnya yang menegangkan, matanya terlihat melotot dan sangar membuat Mira semakin tak habis pikir dan tak masuk akal. Sungguh, Mira tak tega melihatnya.
“Dasar anak sialan! Pembawa sial! Kamu pikir, aku senang dipanggil ayah? Sok kegeeran kamu! Jangan harap kamu bisa berada dikeluargaku! Plak!” Tamparan ini mengenai pipinya.
Liana hanya terdiam kaku saat ayah Mira menamparnya. Bahkan ayah Mira tak segan –segan memukulnya dengan kasar, dan bringas. Sehingga saking Mira tak kuatnya melihat keadaan ini, air matanya berderai deras bergelombang resah. Mira pun segera mendatangi ayahnya yang sedang berada di dalam kamar Mira.
“Ayah?” Sapa Mira perlahan.
Ayah Mira terperanjat dan menoleh dengan sangat terkejut. Suaranya yang keras , tiba-tiba membungkam tak bersuara lagi. Mimik wajahnya yang memerah padam, membuat sikap ayah Mira tambah kikuk dan tak bisa bicara apa-apa.
“Ayah ... kenapa harus Liana yang ayah marahi. Dia gadis tak berdosa dan cuma gadis bisu yaah, dan dia tak punya siapa-siapa kecuali keluarga kita. Seharusnya ayah sadar, aku bahagia karena kehadiran adik angkatku satu-satunya. Dan memang Liana gadis tak berdaya, apa pun yang ayah perbuat padanya tak kan bisa melawan dan akan selalu diam.” Sergah Mira pada ayahnya.
“Maafkan Ayah, Mira. Ayah hanya sedang bercanda pada Liana. Dan ayah tidak serius. Lagian memperlakukan Liana menurut ayah wajar-wajar saja kok ...” Ucap ayahnya.
“Apa ...! Wajaar...? Ayah keterlaluan! Sudah salah! Masih saja berkelit.” Timpal Mira emosi.
“Bukan begitu Mira, Ibumu meminta juga agar adik angkatmu dikembalikan saja.”
“Ayah ini sudah gila, apa! Ini sungguh, keterlaluan Yaah!” Kembali Mira membela Liana. Dan saat itu juga Mira menangis sedih, dan langsung memeluk Liana. Sesekali rambut Liana yang tergerai panjang diusapnya penuh kasih sayang. Mira merasa ayahnya keter laluan. Karena walau Liana gadis bisu, tetapi ini anugrah bagi Mira.