Mohon tunggu...
Deni Gunawan
Deni Gunawan Mohon Tunggu... -

Presiden BEM STFI (Sekolah Tinggi Filsafat Islam) SADRA JAKARTA\r\nSaya lahir, saya belajar, saya tak tahu, dan saya tetap mencari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sekadar Berbagi Part 2

15 September 2015   06:33 Diperbarui: 15 September 2015   07:18 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Tahukah engaku pendusta ad-dyin (agama) itu?, mereka para penghardik anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang miskin, celakah orang yang salat, yang mereka lalai dengan salatnya, yang berbuat riya, dan enggan memberi bantuan" (Rujuk QS. Al-Ma'un, 1-7). Mengahrdik tidak hanya merujuk pada verbalitas semata, tapi menyakiti hati mereka melalui tingkah dan perbuatan adalah 'menghardik', contoh; kita bermegah-megah dan berpesta ria (bahagia) di hadapan anak yatim tanpa melibatkanya dalam kebahagian tersebut adalah konteks menghardik, betapa menyedihkannya menjadi si yatim dalam situasi itu bukan? Dan mereka enggan memberi makan orang miskin selain bermakna tidak memberi secara harfiah juga dapat kita artikan yakni mereka yang memotong rizki orang-orang miskin dengan cara menimbun-nimbun harta dan hanya memutar aliran uang di kalangan kaum bermodal (kapitalisme) lihat QS. Al-Humazah. Karena itulah kenapa orang yang salat dikatakan celaka, bukankah salat adalah tiang agama? Lalu kenapa mereka harus celaka. Secara sederhana saya melihat bahwa ini karena mereka lalai dan menyombongkan diri (riya) atas apa yang dimiliki, mereka bangga dan merasa cukup hanya dengan salat (atau ibadah mahdah) dan mengira mereka akan selamat, sekali-kali tidak, bukankah salat itu 'mencengah fahsya' dan munkar?'. Karena itulah dimensi sosial dalam salat haruslah juga ditunaikan selain aspek ruhaniah dalam konteks ritusnya. Maka, melupakan si yatim, menelantarkan si miskin, dan menahan-nahan harta (enggan memberi bantuan), riya terhadap harta dan ibadah yang dimiliki dan dikerjakannya adalah pendusta-pendusta agama. Karena itulah salat selain harus menjadi sarana mi'rajnya orang beriman juga harus mampu mencengah keburukan dan kemungkaran (berdimensi realitas sosial).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun