Mohon tunggu...
Deni Gunawan
Deni Gunawan Mohon Tunggu... -

Presiden BEM STFI (Sekolah Tinggi Filsafat Islam) SADRA JAKARTA\r\nSaya lahir, saya belajar, saya tak tahu, dan saya tetap mencari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Antara Saya, Muslim, Jawa dan Bali, Part 1

2 September 2015   14:43 Diperbarui: 2 September 2015   14:51 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada hal lain yang kemudian saya merasakan satu bentuk diskriminasi yang sangat luar biasa dampaknya adalah ketika terjadi BOM Bali I dan II yang dilakukan oleh Amrozi CS atas nama Islam. Saat itu terjadi, betapa selain ekonomi Bali terpuruk, khususnya pariwisatanya, juga terjadi satu gesekan yang sangat luar biasa antara Muslim dan Hindu di Bali, meski tak sampai terjadi benturan fisik. Dengan pemahaman yang terbatas tentang Islam, didukung dengan emosi yang meluap karena ulah oknum yang meledakkan daerah di Jimbaran yang mengatasnamakan Islam, membuat masyarakat Hindu Bali sangat membenci orang-orang Jawa, Jawa di sini mereka identikkan dengan orang Islam. Padahal tidak semua orang Islam Bali adalah Jawa/pendatang, meski tak dapat dipungkiri, banyak muslim yang datang dari Jawa. Saya sendiri adalah satu contoh orang non-Jawa, tapi orang Bali yang muslim yang lantas mendapatkan dampak dari sentimen anti Islam/Jawa. Hal yang bisa Anda bayangkan, bagaimana diskriminasi sosial dalam bentuk stereotipe menimpa kami bertubi-tubi dan lebih intens lagi dari sebelum terjadi Bom Bali I dan II.

Tapi sekali lagi, hal ini karena selain ulah oknum yang tidak bertanggung jawab memakai Islam untuk kekerasan, juga sebagian besar masyarakat Hindu Bali tak mengenal wajah Islam yang seutuhnya. Sehingga sentimen anti Jawa/Islam saat itu bisa terjadi. Dampak bom Bali yang kemudian menimbulkan paradigma negatif terhadap Islam oleh masyarakat Hindu Bali menimbulkan perubahan yang masiv dalam struktur sosial dan cara pandang terhadap masyarak Islam. Salah satu contohnya adalah pengetatan penjagaan arus manusia dan barang masuk ke Bali baik di Bandara Ngurah Rai atau Pelabuhan Gilimanuk. Dulu sebelum terjadi bom Bali tak ada pemeriksaan yang ketat oleh Brimob di Gilimanuk, sekarang ketika Anda hendak menuju Bali dari Jawa Anda akan melewati beberapa lapis pemeriksaan. Mulai dari pemeriksaan barang, lalu pemeriksaan diri Anda di pos Brimob, dan pemeriksaan kartu identitas oleh Satpol PP. Bahkan tak jarang, ada perlakuan “khusus” bagi mereka yang Jawa khsususnya muslim yang hendak ke Bali.  Mereka akan mendapatkan satu pemeriksaan yang begitu ketat dari SOP yang biasa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun