Mohon tunggu...
Deva khoirun nisak
Deva khoirun nisak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Perempuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

MAHASISWI UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER 4

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siti Khadijah Sosok Wanita Shalihah Penghuni Syurga

21 Maret 2021   17:00 Diperbarui: 21 Maret 2021   17:09 1541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Deva Khoirun Nisak /19110058

Ummu al-Qāsim binti Khuwailid bin Asad Al-Quraysyiyah Al-Asadiyah atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Siti Khadijah merupakan sosok wanita solehah yang pertama kali mempercayai dan meyakini ajaran Nabi Muhammad SAW sekaligus istri pertama berliau. Ia merupakan sosok wanita terhormat yang memiliki banyak keutamaan salah satunya dapat dilihat dari sifat dan akhlaknya. Bahkan dari sifatnya tersebut menjadikan Siti Khadijah sebagai wanita yang masuk surga karena kepribadian yang mulia seperti yang telah banyak di riwayatkan para ahli hadis.

Imam Al-Bukhari, meriwayatkan dari jalur Ali bin Abi Thalib bahwa Rasulullah bersabda : “ Wanita yang paling baik pada jamannya yaitu Maryam Putri Imran dan wanita paling baik pula di jamanya adalah Khadijah.”  Siti khadijah merupakan sosok wanita yang dianggap shalehah dalam islam karena sebelum masuk serta mengenal ajaran agama islam sudah terlihat bagaimana sifat dan akhlanya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Mungkin hal tersebut dikarenakan Siti Khadijah di didik oleh orang tuanya yang sangat menganjurkan Ahlakkul Karimah. Sehingga ciri-ciri Siti Khadijah sebagai wanita shalehah dapat dilihat dari bagaimana cara ia bergaul dan berprilaku sejak semasa kecil, remaja sampai akhir hayatnya.

Siti Khadijah merupakan ketururnan suku Quraisy, ia terlahir dari pasangan Khawalid bin Asad dan Fatimah binti Zaidah yang memiliki silsilah yang baik. Ayahnya berasal dari silsilah yang terhormat dan terkenal kaya raya serta sangat dermawan. Ayahnya terkenal sebagai pedagang sukses karena usahannya yang selalu berhasil dan maju sebagaimana seperti pendangan bangsa Arab pada masanya.  Sedangkan ibu Siti Khadijah nasabnnya berujung pada seorang tokoh Quraisy yaitu Amir bin Lu’ai dan neneknya bernama Halah binti Abdul Manaf yang juga memiliki garis keturunan yang sangat baik, kaya raya, serta suka membantu sesama yang membutuhkan. Sehingga dilihat dari semua nasab baik dari ayahnnya maupun dari ibunya sendiri, Siti Khadijah memiliki garis keturunan yang sangat baik dan sangat di hormati di suku Quraisy karena sikap kepribadian dari keluarganya.

Kepribadian ayah dan ibunya menurun kepada Siti Khadijah sedari masih kecil dimana ia hanya diajarkan untuk beribadah kepada Tuhan, dan pada masa itu kota Mekah sedang riuhnya dengan dunia malam. Sehingga pada masih kecilnya siti Khadijah di panggil Ath-Thahirah yang artinya wanita yang suci. Panggilan tersebut merupakan gelar pertama yang disematkan padanya karena waktu masih kecil Siti Khadijah sangat menjauhi segala sesuatu hal yang dapat merusak akhlaknya sesuai yang di ajarkan oleh ayahnya. Sehingga Siti Khadijah juga termasuk dalam kategori wanita yang sangat menjaga harga dirinya sehingga ia layak mendapatkan gelar tersebut.

Selain itu, gelar lain yang diberikan kepada Siti Khadijah adalah Sayyidah Nisā’ Quraisy (Pemuka perempuan Quraisy), karena ahlak mulia Siti Khadijah yang selalu memberikan perlakuan yang mulia terhadap para perempuan tanpa melihat pekerjaan serta kebiasaan mereka. Ia juga terkenal dikalangannya dengan  sifat  yang pendiam dan tidak mau mendekati hal-hal yang menurutnya bisa menyebabkannya terjerumus ke hal yang tidak baik. 

Namun Siti Khadijah sangat berbudi mulia sehingga meskipun wanita yang sering berpesta datang ke rumahnya beliau tetap menerima dengan senang hati, ia juga merupakan wanita yang tidak disibukan dengaan mengurusi urusan orang lain ,membicarakan mereka serta membicarakan masa depan dunianya. Karena  Siti Khadijah sangat membenci pembicaraan yang menurutnya tidak penting dan tidak memiliki hikmah sama sekali dan pembicaraan yang dapat menyakiti hati ataupun menyinggung perasaan orang lain.

Siti Khadijah sangat rajin dan fokus dalam beribadah, karena sebelum islam datang  Siti Khadijah diriwayatkan telah terlebih dahulu menganut agama ḥanīf (agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s) yang berpegang pada manhaj tauhid. Ia belajar tentang berbagai ilmu tauhid dengan anak pamannya yaitu Warakah bin Naufal yang sekaligus sebagai guru spiritualnnya.

 Sehingga Siti Khadijah tidak pernah mendekati berhala-berhala yang banyak di sembah oleh masyarakat Arab pada umumnya. Siti Khadijah menyembah Tuhan yang menciptakan alam semesta, ia juga memiliki keimanan yang kuat tentang akan adannya hari kebangkitan, hari pembalasan, baik syurga maupun neraka. 

Siti Khadijah sudah mengetahui semua itu karena ajaran yang telah disampaikan oleh pamannya Warakah bin Naufal, ia juga mempelajari kitab-kitab seperti injil dan taurat, sehingga dengan semua ilmu pengetahuan yang dimilikinnya menjadikannya sebagai seseorang yang taat dalam beragama, berjiwa besar, serta mencitai dan menyanyangi sesama manusia. Dan ajaran yang diterima dari pamannya tersebut, diyakini oleh Siti Khadijah dengan keimanan yang sangat dalam, sampai menembus hatinya serta mempengaruhi kejernihan pikiranya, dan mengajaknya untuk terus merenungi tentang kekuasaan Allah, pahala, siksaan dan berbagai hal yang menurutnya banyak memberikan manfaat yang baik dalam kehidupannya.

Sebelum menikah dengan Nabi Muhammad SAW, Siti Khadijah sudah pernah menikah dua kali. Yang pertama dengan Athiq bin Abid yang kemudian wafat dan menikah lagi dengan Nabasyi bin Malik yang kemudian wafat juga. Sehingga Siti Khadijah menjadi janda sebanyak dua kali, namun karena kecerdasannya dalam mengembangkan bisnis suaminya terdahulu ia terkenal sebagai wanita janda kaya raya dan sukses dari usaha perniagaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun