Pondok kecil dengan air mengalir jernih itu masih ada
Dulu
Kita pernah disana
Hanya kita…
Kudengar keluh kesahmu
Bagaikan mendengar desau bayu diantara dedaunan disamping kanan kiri kita
Hangat telapak tanganmu masih terasa disini
Diantara jemari ku, tersimpan rapi dalam ingatan
Petani kangkung itu masih disana
Berperang melawan lumpur hanya untuk sang buah hati
Kenangan itu tlah lama tak terkuak lagi
Sampai senyum itu muncul lagi
Ketika seorang yang tak berdaya mengharap sebuah kata ajaib
Kesembuhan...
Aku lemah kini...
Tak seperti dulu...
Mampu mendaki gunung dan merayap tebing
Berjalan tegap bak tentara perang
Berotot laksana tokoh pewayangan
Aku kini disini
Tak ada semangat
Asa tlah lama ku buang jauh
Aku hanya ingin satu kata lagi
Hidup
Bernafas diantara jerami, menghirup udara yang tak perlu bayar
Tapi...
Senyum itu tlah memberiku beberapa kata
Tak hanya satu
Aku bersemangat menghadapi hidup yang tak kunjung berkesembuhan ini
Bahagia....
Aku tak berharap senyum itu kembali
Cukup seperti ini saja, karena senyum itu aku hidup lagi...
Senyumlah sekali lagi untuk ku
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI