Mohon tunggu...
deui wulandari
deui wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu rumah tangga

Travel(love)ing

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Samaran Sang Guru

12 Oktober 2023   09:53 Diperbarui: 12 Oktober 2023   10:00 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Tesa baru saja tiba di sekolah, ketika seorang perempuan tua jatuh karena terserempet becak. Semua barang sampah yang dipulungnya pada berhamburan semua. Orang-orang di sekitaran perempuan tua berpakaian compang-camping itu menolehnya tapi mereka tidak membantu laki-laki tua tersebut 

          Tesa merasa kasihan. Tesa hendak menolong, tapi tesa pun juga terburu-buru. Tesa tidak boleh terlambat masuk kelas jika tidak ingin mendapat hukuman dari guru piket. Namun, rasa kasihan Tesa yang begitu besar mengalahkan rasa takut pada hukuman yang bakalan didapatkannya. Akhirnya Tesa pun membantu seorang perempuan yang tua berpakaian compang-camping.

          "Maaf, tadi aku tidak cepat-cepat menolong Bapak karena aku juga lagi terburu-buru berangkat ke sekolah,"  kata  Tesa.

         Seorang perempuan tua yang berpakaian compang-camping tersenyum seraya menyeka keringat di keningnya. "Tidak ada kata terlambat untuk memberi pertolongan,Neng Cantik. Terima kasih ata bantuanmu ya ,Neng Cantik. Kelak kamu akan mendapatkan imbalannya," kata perempuan tua pakaian compang-camping.

          Pada waktu pembagian raport kenaikan kelas 2 SD Joanes Bosco melihat nilainya bagus semua. Padahal nilai ulangan harian dan nilai tugas pun tidak pernah dapat nilai yang bagus dan mendapatkan piala award. Saking herannya Tesa pun menanyakan nilai sebagus itu kepada ibu guru wali kelas 1 SD.

        "Tesa, yang dibutuhkan bangsa kita saat ini adalah anak-anak yang memiliki cinta kebenaran sesuai dengan visi misi sekolah yaitu suka membantu sesama, bukan yang sekadar murid yang pintar nilai saja," kata Ibu Susana,guru wali kelasnya Tesa.

          "Tesa, apa kamu masih ingat, beberapa hari yang lalu kamu sudah pernah menolong seorang perempuan yang tua berpakaian compang-camping?", kata Ibu Susana lagi.

          "Kok Ini bisa tahu sih?" tanya kembali Tesa.

          "Coba kamu perhatikan baik-baik wajah ibu ini," ujar Ibu Susana.

         Tesa mengernyit. Tesa tidak mengetahui maksud dari permintaan ibu guru wali kelasnya tersebut. Namun karena demikian perintah gurunya pun akhirnya Tesa menurut. Samar-samar kian jelas, si perempuan tua berpakaian compang-camping itu kini sudah ada di depannya. Tesa pun terkejut.

         "Ja-jadi Ibu teh?" ujar Tesa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun