Equilibrium Output " dalam ekonomi merujuk pada tingkat produksi atau produksi agregat di pasar yang seimbang. Dalam konteks ekonomi makro, ini
mengacu pada tingkat produksi di mana jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh perekonomian sesuai dengan permintaan agregat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas konsep "equilibrium output" lebih lanjut. Dalam ekonomi, ada dua konsep utama yang terkait dengan "equilibrium
output": produk domestik bruto (PDB) dan tingkat pengangguran. Ketika ekonomi mencapai tingkat output yang seimbang, maka tingkat pengangguran
akan mencapai tingkat alamiah atau tingkat pengangguran yang dinilai sebagai tingkat normal dalam perekonomian.
Ada beberapa faktor penting yang mempengaruhi tingkat output equilibrium dalam perekonomian:
- Permintaan Agregat: Permintaan agregat mencakup total belanja dalam perekonomian, yang terdiri dari konsumsi rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor). Ketika permintaan agregat seimbang dengan kapasitas produksi perekonomian, kita mencapai tingkat output equilibrium.
- Penawaran Agregat: Penawaran agregat mencakup total produksi barang dan jasa dalam perekonomian. Ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, termasuk sumber daya alam, tenaga kerja, modal, dan produktivitas. Penawaran agregat juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah seperti perpajakan, regulasi, dan kebijakan moneter. Ketidakseimbangan: Ketidakseimbangan antara permintaan agregat dan penawaran agregat dapat menyebabkan deviasi dari tingkat output
equilibrium.
Jika permintaan agregat melebihi penawaran agregat, ini dapat menyebabkan inflasi karena peningkatan permintaan yang tidak dapat diimbangi oleh produksi. Sebaliknya, jika penawaran agregat melebihi permintaan agregat, ini dapat menyebabkan resesi dengan tingkat pengangguran yang tinggi
- Kebijakan Ekonomi: Kebijakan fiskal (seperti pengeluaran pemerintah dan perpajakan) dan kebijakan moneter (seperti suku bunga dan uang beredar) dapat mempengaruhi tingkat output equilibrium. Pemerintah dan bank sentral dapat menggunakan kebijakan ini untuk mencoba mempertahankan stabilitas ekonomi dan mencapai tingkat output yang seimbang.
Dalam analisis ekonomi, ekonom menggunakan model ekonomi untuk memahami bagaimana berbagai faktor ini saling berinteraksi dan bagaimana
mereka memengaruhi tingkat output equilibrium. Model-model seperti model IS-LM dan model AS-AD digunakan untuk menganalisis dan memprediksi
tingkat output equilibrium dalam berbagai skenario ekonomi.
Rumus pengeluarannya
Total pengeluaran atau total spending pada tingkat ekonomi equilibrium (keseimbangan) dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Total Pengeluaran (Y) = Konsumsi (C) + Investasi (I) + Belanja Pemerintah (G) + (Ekspor (X) - Impor (M))
Dalam rumus ini:
* Konsumsi (C) adalah jumlah pengeluaran oleh rumah tangga dalam ekonomi.
* Investasi (I) adalah jumlah pengeluaran oleh perusahaan dalam bentuk investasi dalam peralatan, pabrik, dll.
* Belanja Pemerintah (G) adalah jumlah pengeluaran oleh pemerintah dalam bentuk belanja untuk barang dan jasa publik. Ekspor (X) adalah jumlah pendapatan dari penjualan barang dan jasa ke luar negeri.
* Impor (M) adalah jumlah pengeluaran untuk barang dan jasa impor.
Dalam tingkat keseimbangan ekonomi, jumlah total pengeluaran (Y) sama dengan jumlah output (produksi) dalam ekonomi. Dengan kata lain:
Total Pengeluaran (Y) = Output (Y)