SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT GIGI PADA ANAK
Disusun Oleh: Kelompok 1 Tingkat II Ekstensi
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG JURUSAN KEPERAWATAN 2011 SATUAN ACARA PENYULUHAN Topik: Penyakit Gigi Pada Anak Waktu: 45 menit Tempat: Ruang Kelas IV. A SD N 1 Rajabasa, Bandar Lampung Sasaran: Anak Sekolah Kelas IV. A di SD N 1 Rajabasa, Bandar Lampung
I. Latar Belakang Penyakit gigi merupakan kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi, hal ini tergantung pada saat terjadinya gangguan yang dihubungkan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi yang sedang berlangsung. (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid I ; 144) Penyakit gigi dan mulut akan berdampak pada proses tumbuh kembang anak. Anak-anak yang terkena penyakit gigi dan mulut akan rawan kekurangan gizi. Rasa sakit pada gigi dan mulut jelas menurunkan selera makan mereka. Dampak lainnya, kemampuan belajar mereka pun turun sehingga jelas akan berpengaruh pada prestasi belajar. Anak pun akan enggan beraktivitas fisik. Anak-anak yang datang berkunjung ke dokter gigi biasanya giginya sudah mengalami kerusakan yang amat parah, sering bengkak, gigi lubang yang sangat besar sekali bahkan anak yang sudah ada yang ompong giginya. Proses tersebut terjadi karena beberapa faktor penyebab utama. Pertama, kuman yang ada di dalam gigi. Kuman ini sebenarnya secara normal ada dan diperlukan di rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat terus di gigi dapat menjadi penyebab terjadinya lubang gigi. Kedua, sisa makanan terutama karbohidrat seperti gula, roti atau makanan lemak lainnya yang lengket pada gigi. Sisa makanan yang melekat terus pada gigi dapat diubah oleh kuman menjadi asam yang melarutkan email gigi sehingga terjadi lubang gigi. Ketiga, gigi dengan bentuk anatomi yang berlekuk kadang-kadang sulit untuk dibersihkan secara sempurna dapat mempercepat proses lubang gigi. Keempat, gigi bisa rusak bila dipakai untuk menggigit benda-benda yang keras (membuka tutup botol, dan sebagainya). (A. Udiyanto BA). Oleh karena itu, penting sekali membekali pengetahuan bagi anak-anak untuk memahami tentang ruang lingkup bahkan informasi lainnya mengenai penyakit gigi. Maka dari itu, akan diadakannya promosi kesehatan ataupun pendidikan kesehatan bagi anak-anak pada umumnya dan penderita pada khususnya untuk mengembangkan pola pikir mengenai kesehatan khususnya mengenai penyakit gigi agar penyakit gigi bisa dicegah ataupun diatasi. II. Tujuan Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan audiens/anak sekolah dapat mengerti dan memahami tentang penyakit gigi. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini audiens/anak sekolah dapat : 1. Menjelaskan pengertian gigi dengan bahasa sederhana. 2. Menjelaskan bagian-bagian dari gigi. 3. Menjelaskan pengertian penyakit gigi dengan bahasa sederhana. 4. Menjelaskanfaktor-faktor penyebab dari penyakit gigi. 5. Memahami dan menjelaskantanda dan gejala dari penyakit gigi. 6. Memahami klasifikasi dari penyakit gigi. 7. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara pencegahan terhadap penyakit gigi. 8. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara perawatan dan pengobatan terhadap penyakit gigi. III. Kegiatan Penyuluhan a. Materi 1. Pengertian gigi. 2. Bagian-bagian gigi. 3. Pengertian penyakit gigi. 4. Faktor penyebab dari penyakit gigi. 5. Tanda dan gejala dari penyakit gigi. 6. Klasifikasi dari penyakit gigi. 7. Cara pencegahan terhadap penyakit gigi. 8. Perawatan dan pengobatan terhadap penyakit gigi. b. Strategi Pelaksanaan 1. Persiapan : a. Survey karakter dan lokasi sasaran. b. Koordinasi dengan pihak sekolah. c. Menyiapkan alat dan bahan. 2. Pelaksanaan : No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens Waktu 1 Tahap Pembukaan 1.1 Moderator membuka acara dan memberi salam. 1.2 Perkenalan. Menjawab salam dan mendengarkan. Mendengar dan memperhatikan. 2 menit 2 Tahap Apersepsi 2.1 Menanyakan pengetahuan audienstentang penyakit gigi meliputi pengertian, penyebab, serta tanda dan gejala. Memperhatikan dan menjawab pertanyaan. 5 menit 3 Tahap Informasi 3.1 Memberikan informasi tentang topik yang akan disampaikan. 3.2 Menjelaskan tujuan penyuluhan. Mendengar dan memperhatikan. Mendengar dan memperhatikan. 3 menit 4 Tahap Penyuluhan 4.1 Menjelaskan : - Definisi dari gigi. - Bagian-bagian dari gigi. - Pengertian dari penyakit gigi. - Faktor-faktor penyebab dari penyakit gigi. - Tanda dan gejala dari penyakit gigi. - Klasifikasi dari penyakit gigi. - Cara pencegahan terhadap penyakit gigi. - Cara perawatan dan pengobatan terhadap penyakit gigi. 4.2 Memperagakan cara menggosok gigi dengan benar. 4.3 Memberi kesempatan kepada audiens untuk memperagakan cara menggosok gigi dengan benar. 4.4 Memperagakan cara berkumur-kumur dengan benar. 4.5 Memberi kesempatan kepada audiens untuk memperagakan cara berkumur-kumur dengan benar. 4.6 Memberikan reinforsement positif. 4.7 Memberikan kesempatan bertanya. Mendengar dan memperhatikan. Mendengar dan memperhatikan. Mendemonstrasikan Mendengar dan memperhatikan. Mendemonstrasikan Mendengar dan memperhatikan. Bertanya, mendengar dan memperhatikan. 30 menit 5 Tahap Penutup 5.1 Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara tertulis untuk mengevaluasi tingkat pemahaman anak sekolah tentang materi yang telah diberikan. 5.2 Penyaji menyimpulkan materi tentang penyakit gigi. 5.3 Penyaji mengarahkan tindak lanjut. 5.4 Moderator menutup acara dan mengucapkan salam. Menjawab pertanyaan. Mendengar dan memperhatikan. Mendengar dan memperhatikan. Mendengar dan menjawab salam. 5 menit IV. Sarana Penunjang a. Metode Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah : a). Ceramah b). Tanya jawab c). Demonstrasi. b. Media Alat dan bahan peraga : 1. Laporan Pendahuluan. 2. Satuan Acara Penyuluhan. 3. Leaflet. 4. Flipchart. 5. Papan Flipchart. 6. Phantom gigi. 7. Alat menggosok gigi : sikat gigi, pasta gigi, dan gelas berisi air. 8. Beberapa contoh makanan yang mengandung gula : permen, coklat, dll. 9. Beberapa contoh makanan yang mengandung serat : sayur-sayuran, buah-buahan, dll. 10. Lembar evaluasi/kuesioner V. Evaluasi 1. Struktur a. Ruang kondusif untuk kegiatan. b. Peralatan memadai dan berfungsi. c. Media dan materi tersedia dan memadai. d. SDM memadai. 2. Proses a. Ketepatan waktu pelaksanaan. b. Peran serta aktif audiens/anak sekolah. c. Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan. d. Faktor pendukung dan penghambat kegiatan. 3. Hasil Terkait dengan tujuan yang ingin dicapai : a). Tes lisan a. Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada audiens tentang materi penyuluhan yang akan dijelaskan. b. Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka dikategorikan pengetahuan baik. b). Tes tertulis Penyuluh menyebarkan Quesioner sebanyak 7 pertanyaan, jawaban benar ≥ 4 atau dengan nilai/score 57% penyuluhan dinyatakan berhasil. VII. Sumber Pustaka BA, A. Udiyanto, dkk. 1978. Seri Anatomi Mulut. Jakarta : Mutiara Besford, John. 1996. Mengenal Gigi Anda, Petunjuk Bagi Orang Tua, Edisi 2. Jakarta: Arcan Mansjoer, Arif, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid I. Jakarta : Media Aesculapius Moestopo. 1982. Pemeliharaan Gigi Dimulai Sejak Dari Kandungan Sang Ibu. Jakarta Timur : Ghalia Indonesia perawatan.html> [diakses 7 Juni 2011] [diakses 7 Juni 2011] [diakses 7 Juni 2011] gigi-pada-anak-anak/> [diakses 7 Juni 2011] <http://lawalangy.wordpress.com/2007/11/26/sakit-gigi-pada-balita/> [diakses 7 Juni 2011] berpenyakit-gigi-dan-mulut-di-depok-tinggi> [diakses 7 Juni 2011] [diakses 7 Juni 2011] pada-anak---solusi-mengatasinya> [diakses 7 Juni 2011] LAMPIRAN : MATERI PENYAKIT GIGI PADA ANAK I. Pengertian Gigi Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut dari banyak vertebrata. Mereka memiliki struktur yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora, sebagai senjata. Akar dari gigi tertutup oleh gusi. Gigi memiliki struktur pelindung yang disebut email gigi, yang membantu mencegah lubang di gigi. Pulp dalam gigi menciut dan dentin terdeposit di tempatnya. Gigi merupakan bagian paling membedakan di jenis mamalia yang berbeda, dan salah satu yang bisa menjadi fosil dengan baik. Paleontologis menggunakannya untuk mengidentifikasi jenis fosil dan seringkali hubungan di antaranya. Bentuk gigi berhubungan dengan jenis makanan hewan tersebut. Misalnya herbivora memiliki banyak gigi geraham untuk mengunyah karena rumput sulit untuk dicerna. Karnivora membutuhkan taring untuk membunuh dan merobek, dan karena daging mudah untuk dicerna, maka mereka dapat menelan makanan tersebut tanpa membutuhkan geraham untuk mengunyah makanan tersebut terlebih dahulu. II. Bagian-bagian Gigi Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas: 1. Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras. 2. Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah. 3. Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks. 4. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi. 5. Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi. 6. Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas: a). Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi. b). Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi. III. Penyakit Gigi Penyakit gigi merupakan kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi, hal ini tergantung pada saat terjadinya gangguan yang dihubungkan dengan tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi yang sedang berlangsung. (Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid I ; 144) IV. Penyebab Penyebabnya bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab utama, yaitu : 1. Kuman yang ada di dalam gigi. Kuman ini sebenarnya secara normal ada dan diperlukan di rongga mulut, tetapi apabila terdapat sisa makanan yang melekat terus di gigi dapat menjadi penyebab terjadinya lubang gigi. 2. Sisa makanan terutama karbohidrat seperti gula, roti atau makanan lemak lainnya yang lengket pada gigi. Sisa makanan yang melekat terus pada gigi dapat diubah oleh kuman menjadi asam yang melarutkan email gigi sehingga terjadi lubang gigi. 3. Gigi dengan bentuk anatomi yang berlekuk kadang-kadang sulit untuk dibersihkan secara sempurna dapat mempercepat proses lubang gigi. 4. Gigi bisa rusak bila dipakai untuk menggigit benda-benda yang keras (membuka tutup botol, dan sebagainya). V. Tanda dan Gejala Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya lubang/keropos pada gigi, plak pada gigi, dan sakit pada gusi. VI. Klasifikasi Penyakit gigi dapat diklasifikasikan, meliputi : 1. Gigi Berlubang (Caries) Lubang gigi, disebut juga karies gigi, disebabkan karena infeksi bakteri. Jika tidak dirawat, lubang gigi akan semakin besar dan dalam hingga akhirnya infeksi mencapai persyarafan gigi. Lama kelamaan gigi menjadi mati (non-vital). Jika ada gigi yang berlubang,  anak pun akan mengalami kesulitan mengunyah makanan. Apabila kejadian ini berlanjut, bisa berujung pada penurunan nafsu makan dan dalam jangka panjang anak dapat mengalami kurang gizi. Selain itu infeksi gigi yang berlanjut ke jaringan lunak dapat menyebabkan terjadinya abses (seperti bisul berisi nanah). 2. Gigi Tidak Rata Gigi bisa menjadi tidak rata jika ada gigi susu yang tanggal secara dini sebelum waktunya, dan mengakibatkan gigi tetap/permanen yang menggantikannya kehilangan panduan untuk tumbuh. Akhirnya gigi tumbuh diluar posisi yang normal. Selain itu bisa juga terjadi gigi tetap tumbuh di belakang/depan gigi susu yang seharusnya sudah tanggal. Gigi menjadi berjejal dan makanan yang terjebak sulit dibersihkan. Jika tidak dibersihkan dengan baik, daerah ini beresiko mengalami karies gigi. 3. Gigi Susu Tinggal Akar Anak yang terbiasa minum susu botol, terutama sebagai pengantar tidur, umumnya mengalami karies yang disebut karies rampan. Ciri khasnya adalah hampir seluruh mahkota gigi depan rusak dan tinggal akarnya saja. Akar gigi rusak tersebut sebaiknya dicabut, sebab berpotensi menjadi tempat berkumpulnya kuman penyebab infeksi yang menyebabkan terjadinya  pembengkakan atau tonjolan seperti bisul di gusi (abses). Abses  ini berisi nanah penuh kuman yang sangat mungkin menyebar lewat pembuluh darah menuju organ-organ vital seperti ginjal, jantung, hingga ke otak (focal infection). 4. Gigi Maju (Tonggos) Anak dengan kebiasaan buruk tertentu seperti menghisap jari, bibir bawah atau dot lebih beresiko untuk memiliki gigi tonggos. Pada saat anak melakukan gerakan menghisap, jari akan memberi tekanan pada langit-langit mulut serta menyebabkan gigi terdorong ke depan. Namun tingkat keparahannya sangat bergantung pada durasi (berapa lama kebiasaan dilakukan setiap harinya), posisi jari, dan jangka waktunya apakah dilakukan secara terus menerus. Jika kebiasaan buruk ini cepat dihentikan, masih ada kemungkinan posisi gigi akan baik dengan sendirinya (self-correction). Makin lama kebiasaan ini dilakukan, makin sulit untuk baik dengan sendirinya dan mungkin membutuhkan perawatan khusus. 5. Plak Gigi Sesaat setelah selesai menggosok gigi, akan tampak suatu lapisan tipis. Lapisan ini dinamakan plak dan berisi berbagai macam bakteri. Makanan manis yang kita konsumsi akan membuat semacam plak di sela-sela gigi, berubah menjadi asam, sehingga merusak gigi. 6. Sakit Gusi Penyakit gusi biasanya di sebabkan oleh infeksi bakteri. Pada awalnya sering disebut gingivitis dan pada keadaan ini masih dapat diperbaiki dengan baik. Tetapi bila terjadi pendarahan yang terus menerus biasanya gigi akan menonjol dan akhirnya dapat tanggal dengan sendirinya. Tanda-tanda dari penyakit gusi : - Rasa yang tidak enak pada gigi disertai bau mulut. - Gusi yang memerah dan terlihat lunak sehingga mudah terjadi pendarahan. - Kehilangan gigi bahkan gigi akan menjadi nyeri dan sensitif dan terasa sakit pada waktu mengunyah. - Terjadinya penimbunan karang gigi yang berwarna coklat, dan mengeras pada permukaan gigi. VII. Pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan cara : 1. Hindari makanan yang manis. Makanan yang manis seperti tebu, gula-gula, kue kering yang manis, teh atau kopi yang bergula dapat merusak gihgi dengan cepat. Jangan membiasakan anak-anak dengan makanan dan minuman yang manis secara berlebihan, jika Anda menghendaki mereka memiliki gigi yang baik. 2. Menyikat gigi dengan baik setiap hari. Segeralah menyikat gigi setelah makan sesuatu yang manis. Mulailah menyikat gigi anak-anak Anda ketika gigi tersebut mucul. Ajari mereka untuk menyikat gigi secara mandiri, dan perhatikan apakah mereka menyikatnya dengan benar. 3. Membubuhkan Fluoride di dalam air minum atau langsung pada gigi akan membantu mencegah lubang pada gigi. 4. Jangan memberikan susu botol kepada bayi yang sudah besar. Mengisap susu dari botol akan membuat gigi bayi mengalami pembusukan. 5. Hindari merokok. 6. Mengonsumsi minuman beralkohol tidak dianjurkan karena dapat merusak gigi dan gusi. VIII. Perawatan dan Pengobatan Perawatan dan pengobatan, meliputi : 1. Memeriksa gigi secara rutin Kunjungi dokter gigi setiap 6 bulan sekali walaupun Anda tidak merasakan sakit gigi. Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil yang terjadi pada gigi dan dapat ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan. 2. Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat Pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur adalah waktu yang tepat untuk menyikat gigi. Air liur tidak banyak keluar pada waktu kita tidur, sehingga gigi akan rusak bila Anda membiarkan sisa makanan pada gigi tanpa menyikatnya. Air liur berguna untuk memlinfungi gigi dari bakteri penyebab gigi berlubang. 3. Menyikat gigi dengan cara yang benar a). Sebaiknya pilih sikat dengan bulu sikat yang soft, bulu sikat yang keras akan melukai gigi dan mengkikis gigi. Tak perlu penekanan yang berlebihan pada saat menyikat gigi. b). Seluruh permukaan gigi harus tersikat tanpa kecuali. Gerakkan sikat gigi dengan arah vertikal dengan sedikit memutar pada bagian permukaan gigi bagian depan. Jika anda kesulitan untuk melakukan gerakan ini berarti mungkin sikat gigi anda terlalu besar, gantilah sikat gigi anda dengan kepala sikat yang lebih kecil sehingga bisa menjangkau bagian gigi paling belakang. c). Menurut literatur yang ada dibutuhkan waktu kurang lebih 3 menit untuk membersihkan gigi dan menyikat semua bakteri yang merugikan. d). Sikat gigi anda minimal 2 kali sehari, pagi dan malam hari sebelum tidur. e). Selain gigi, lidahpun perlu disikat. Bisa menggunakan sikat gigi biasa atau produk sikat gigi yang memiliki bagian khusus untuk menyikat lidah. f). Anda bisa menggunakan benang gigi (dental floss) untuk membersihkan sela- sela gigi. g). Periksalah secara rutin gigi anda ke dokter gigi untuk mendeteksi dini apabila ditemukan kondisi yang memerlukan perawatan sehingga tidak terlanjur parah. 4. Kumur setelah makan Menyikat gigi tidak mungkin dilakukan sehabis kita makan, maka cara terbaik adalah berkumur-kumur agar sisa makanan tidak terus menempel dan mengurangi keadaan asam dalam gigi. 5. Gunakan benang gigi untuk mengeluarkan sisa makanan Sisa makanan yang tertinggal, hendaknya tidak dikeluarkan dengan menggunakan tusuk gigi. Penggunaan tusuk gigi dapat menyebabkan celah antar gigi semakin besar disamping dapat menyebabkan luka pada gusi. 6. Pilih pasta gigi yang mengandung fluoride Menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida. Zat ini merupakan salah satu bahan pembentuk email gigi. Adanya zat ini dapat mencegah pembusukan pada gigi. 7. Makan makanan yang berserat Mengkonsumsi sayuran atau buah terbukti dapat membuat gigi lebih kuat dan mencegah terjadinya gigi berlubang. 8. Kurangi makanan yang mengandung gula dan tepung Makanan jenis ini bila tertinggal di gigi dan adanya bakteri akan menyebabkan asam yang membuat gigi berlubang. LAMPIRAN : QUESIONER (POST TEST) Nama: Umur: Jenis Kelamin: Alamat: Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut dengan tanda silang (X)!!! Soal!!! 1. Bagian keras yang terdapat di dalam mulut? A. Gusi. B. Gigi. C. Lidah. D. Bibir. 2. Apa yang dimaksud dengan penyakit gigi? A. Kelainan pertumbuhan dan perkembangan gigi. B. Penyakit yang disebabkan virus tipe A, B, dan C. C. Penyakit kelumpuhan yang disebabkan oleh virus. D. Penyakit kekurangan vitamin E. 3. Dibawah ini yang merupakan faktor penyebab dari penyakit gigi? A. Kuman yang ada di dalam gigi. B. Sisa makanan terutama karbohidrat seperti gula, roti atau makanan lemaklainnya yang lengket pada gigi. C. Gigi dengan bentuk anatomi yang berlekuk. D. Semua Benar. 4. Dibawah ini yang merupakan tanda dan gejala dari penyakit gigi? A. Adanya lubang/keropos pada gigi. B. Adanya plak pada gigi. C. Sakit pada gusi. D. Semua Benar. 5. Dibawah ini yang merupakan klasifikasi dari penyakit gigi? A. Gigi Berlubang (Caries), Plak Gigi, Sakit Gusi. B. Gigi Tidak Rata, Gigi Susu Tinggal Akar, Gigi Maju (Tonggos). C. Semua Benar. D. Semua Salah. 6. Cara pencegahan terhadap penyakit gigi? A. Hindari makanan yang manis, B. Malas menyikat gigi. C. A Benar D. A dan B Benar. 7. Cara perawatan dan pengobatan terhadap penyakit gigi? A. Memeriksa gigi secara rutin (setiap 6 bulan sekali). B. Menyikat gigi secara teratur dan pada waktu yang tepat. C. Makan makanan yang berserat. D. Semua Benar. LAMPIRAN : KUNCI JAWABAN DAN SCORE KUNCI JAWABAN 1. B 2. A 3. D 4. D 5. C 6. C 7. D SCORE Jawaban Benar: 1 Jawaban Salah: 0 Tidak Menjawab: 0 ∑ Jawaban Benar Score=X 100% ∑ Soal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H