Mohon tunggu...
Tedy Tri Saputro
Tedy Tri Saputro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang manusia sederhana, yang bukan siapa - siapa. http://blog.ruangtedy.net | twitter id : @detik19

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Festival Industrialisasi Ramadhan

14 Juli 2013   13:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:34 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apakah lagu-lagu religius yang diciptakan band-band saat Ramadhan itu murni dakwah atau hanya karena masalah pasar? Mungkin harus dikaji dengan lebih cermat lagi. Bisa jadi karena masalah pasar, karena pada saat Bulan Ramadhan banyak peminat musik model-model religius, maka dibuatlah musik jenis Ini. Begitukah?

Akhir-akhir ini juga timbul fenomena gerakan bisnis label islami, kecerdasan spiritual, sedekah agar berlipat duniawi. Itu semua, apakah murni dakwah atau hanya masalah kapitalisme?

Seperti halnya tentang fenomena bank syariah, yang sebenarnya hadir  dilatarbelakangi bahwa operasional Bank konvensional selama ini adalah salah, alias tidak sesuai dengan syariah islam. Jadi, jika para bankir ini concern tentang masalah 'nilai', harusnya mereka tersadar, "Oo, selama ini kita salah". Kemudian, mereka bertransformasi total menjadi Bank Syariah.

Tapi apakah nyatanya begitu? Pada kenyataannya Bank- bank tersebut hanya membuka cabang atau anak perusahaan bank Syariah. Jadi sebenarnya ini bukan masalah syariah atau tidak. Tapi Ini masalah memperluas pasar.

Masalah pasar, karena para bankir, melihat adanya pangsa pasar tentang syariah, akhirnya mereka membuka cabang syariah.

Jadi apakah kita masih berpikir bank – bank tersebut perduli tentang sistem ekonomi syariah? Tidak. Mereka tidak perduli. Yang mereka perdulikan hanyalah keuntungan. Mengenai apakah bentuknya syariah, konvensional, atau apalah namanya. Asalkan itu menguntungkan, itulah yang di-“jual”

Hukum pasar mengatakan, apa yang laku, itulah yang di jual. Jika musik religius pada bulan Ramadhan laku, ya itulah yang dijual, begitupun sinetron serupa

Di akhir tulisan ini saya mengajak kita semua untuk lebih berhati - hati dan mewaspadai sehingga tidak mudah tertipu dengan acara sahur, dan acara-acara sejenis di TV. Telaah kembali, apakah itu murni dakwah, ataukah hanya festival industrialisasi Ramadhan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun