Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Meski Tanpa Label, SMPN 259 Jawara Lingkungan

18 Februari 2012   21:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:29 1406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_162024" align="aligncenter" width="670" caption="pelatihan pada saat sesi games (dok.pribadi)"][/caption]

Anak-anak sekolahan zaman sekarang banyak yang berbondong-bondong memilih SMP maupun SMA yang berlabel Sekolah Berstandar Internasional (SBI), jika tidak dapat, maka mereka beralih ke sekolah dengan label Rintisan Sekolah Berbasis Internasional (RSBI), paling maksimal Sekolah Standar Nasional (SSN). Kebanyakan orang tua murid beranggapan, dengan anak mereka disekolahkan di sekolah yang memiliki label, maka akan dapat berprestasi lebih dari sekolah yang tidak memiliki label.

Isu lingkungan pun kini kian populer jangan kan dari anak sekolahan, mahasiswa pun tidak luput dari pembelajaran isu-isu lingkungan hidup. Faktanya, semakin banyak event-event ataupun kompetisi yang digelar bertema lingkungan hidup lengkap dengan tagline mendadak go green di sekolahan maupun kampus. Namun ada yang unik dari salah satu SMP, bukan berstatus SSN, bukan RSBI dan bukan pula SBI. Uniknya mereka bisa menjadi juara dalam event daerah maupun provinsi. prestasi yang membanggakan dalam hal lingkungan hidup seperti menjadi juara lomba toilet terbersih se-Jakarta Timur serta juara 2 lomba kebersihan tingkat provinsi, pernah terpatri dengan nama SMPN 259 yang berada di Kelurahan Bambu Apus, Jakarta timur. Pak Bambang, salah satu guru SMPN 259 menegaskan “meskipun kami bukan SBI, SSN, ataupun RSBI. Tapi kami telah membuktikan dalam hal prestasi lingkungan hidup. Kami beranggapan bahwa sekolah yang bersih, maka otomatis siswa akan sehat sehingga dapat berpestasi.” Menindak lanjuti hal trsebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jakarta serta Green Student Movement (GSM) mengadakan pelatihan aksi konservasi air dan pengelolahan sampah di lingkungan SMPN 259 (18/2/2012). Pelatihan tersebut di ikuti oleh puluhan siswa dari kelas 7 hingga kelas 9. Pemutaran film serta sesi tanya jawab tentang sampah menjadi salah satu yang menarik bagi siswa sekolah tersebut. “saya ingin mengetahui jenis-jenis sampah dan penguraiannya bisa menghabiskan waktu berapa lama ya? Ingin tahu juga bagaimana lingkungan yang tadinya penuh dengan sampah bisa menjadi lingkungan yang bersih, sehat serta nyaman” tanya Evi Sri Hastuti, siswa kelas 7.7 SMPN 259 dalam sesi tanya jawab. Siswa kelas 8.9, Murni Abiyati pun unjuk gigi. “ saya juga ingin tahu cara mengelolah sampah yang baik agar saya bisa praktek dirumah.” Pemateri dari WALHI Jakarta dan GSM dengan sigap menjawab satu demi satu pertanyaan dari siswa. Akhirnya siswa terpuaskan saat pemateri membagi mereka dalam 4 kelompok untuk membuat kompos. Mereka dibekali dan mempraktekkan langsung caranya hingga benar-benar paham. “Saya pribadi salut dengan beberapa prestasi yang telah diraih SMPN 259. Meskipun tidak berlabel apa-apa, semangat guru-guru serta murid-muridnya membuktikan bahwa tidak perlu menjadi SBI atau pun SSN untuk peduli lingkungan. Hal ini lah yang menggugah kami untuk berbagi ilmu terkait agenda penyelamatan lingkungan hidup" tutur Mardian S.H, Maneger Advokasi WALHI Jakarta. Speak Up!! Bukan hanya para politikus maupun pengamat saja yang dapat memberikan kritik terkait permasalah lingkungan. Anak SMP yang notabene masih belia, dapat melihat permasalahan yang ada melalui kacamatanya. Tito Sulistiano, Siswa kelas 7.4 SMPN 259 mengungkapkan kurang optimalnya pengelolahan sampah di DKI Jakarta. “padahal sudah banyak peringatan yang dikeluarkan seperti buang lah sampah pada tempatnya dan kebersihan adalah sebagian dari iman. Tetapi tidak dihiraukan masyarakat.” Harapan Tito dari kritikannya tersebut, supaya masyarakat dapat sadar dan bahu-membahu dalam mengatasi problema sampah dewasa ini. “Saya mempunyai mimpi, masyarakat dapat membantu pemerintah dalam menjaga lingkungan yang sudah sangat memprihatinkan” ucapnya. Sungguh indah jika pasukan putih biru, putih abu-abu, mahasiswa beserta masyarakat dapat menjaga lingkungan secara bersama-sama. Seperti kata pasangan salah satu punggawa The Beattles (John Lennon), Yoko Ono Berkata “A dream you dream alone is only a dream. A dream you dream together is reality. “ @dethazyo

13296002732071168654
13296002732071168654
1329600348322970606
1329600348322970606
1329600461609381557
1329600461609381557
13296005282118702008
13296005282118702008
1329600624533248126
1329600624533248126
13296007201109484054
13296007201109484054
1329600817324767230
1329600817324767230
1329600941840039451
1329600941840039451
13296010031265677074
13296010031265677074
1329601066848834176
1329601066848834176
1329601110930822083
1329601110930822083
13296011791631064061
13296011791631064061
Sumber Foto: dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun