Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lawan Budaya Bungkam di Sekolah

25 Februari 2011   10:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:16 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12986299321817773634

[caption id="attachment_91939" align="alignright" width="300" caption="http://diarilolita.blogspot.com"][/caption] Ada yang mengganjal dihati saya sampai saat ini. Disetiap sesi didiskusi didalam kelas ataupun diskusi antar siswa dengan guru terlihat banyak siswa yang seakan-seakan sepaham dengan temannya yang mengeluarkan pendapat duluan. Disini saya sangat merasa aneh. hanya segelintir siswa saja yang berani bebas mengeluarkan pendapat dan yang lainnya bagai kerbau dicolok hidungnya mendukung pendapat tersebut tanpa suatu alasan yang dapat memperkuatkan pendapat teman-temannya.

Jika kita mencoba menggali intelektual seseorang. kita akan mengetahui bahwasanya setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, apalagi dalam berpendapat. Berbincang santai contohnya. Dari bincang-bincang itu kita akan mengetahui bahwa mereka memiliki berbagai macam gagasan. Tapi masalahnya kenapa gagasan mereka tidak pernah mau mereka tuangkan dalam forum diskusi. Sungguh anehkan?

Apa penyebab yang membuat mereka bungkam seribu bahasa? Apa hal yang mengganjal dihati mereka sehingga tidak berani mengeluarkan pendapat? Karena takut diolok oleh teman, takut salah, takut nilai menjadi jelek bahkan takut meyuarakan apa gagasan mereka, serta masih banyak lagi alasan-alasan lainnya yang membuat mereka bungkam.

Ini era demokrasi men. Bukan zamannya lagi pakai takut-takut untuk mengeluarkan pendapat. Tidak ada yang bakal sakit hati juga pada umur segitu untuk dapat vocal menyuarakan pendapat. Apalagi kalau pendapat tersebut bernilai positif. Sekarang bukan zamannya untuk mengamalkan pepatah “diam itu emas.” Saya sendiri tergelitik mendengar pepatah tersebut, yang ada malah diam itu bungkam. Eitz salah diam itu bodoh. Bodoh karena tidak berani menyuarakan apa yang ada dihati mereka. Jangan bermimpi suara kita akan didengar kalau kita hanya bisa bungkam.

Mencoba, mencoba dan mencoba akan menjadi jawaban kedepan untuk para siswa-siswa menghadapi adrenaline diskusi serta mengkritisi apa yang menjadi masalah dilingkungan sekolahan. Sehingga nanti tidak aneh lagi jika telah menginjakkan kaki didunia perkuliahan. Kalau tidak dicoba kapan kita bisa mengenal apa yang menjadi bakat kita kedepan? Tidak ada orang yang mengklaim bahwa keberanian menyuarakan pendapat itu datang dengan sendirinya, tentunya hal itu adalah buah dari keberanian ingin mencoba sesuatu yang baru dalam dunia persekolahan. Seiapa tahu saja diantara kita ada yang menjadi salah satu pemimpin nantinya. Aminn

Hari gini masih bungkam? Capee dehh!!!

Detha Arya Tifada

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun