Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Internasional Youth Day 2011: Anak Muda Suarakan Peduli Pangan

17 Agustus 2011   19:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:41 513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_130028" align="alignnone" width="640" caption="Internasional youth day 2011 campaign in HI (Sumber Foto:Dok. Pribadi)"][/caption] Dewasa ini telah banyak realita yang mempertontonkan bagaimana negeri ini, negeri dengan tanah subur, zamrud khatulistiwa, malah mengimpor hampir semua bahan pangan. Lucunya hingga singkong dan garam pun tidak luput dari pangan yang diimpor ke Indonesia. Di Nusa Tenggara Timur lebih dari 300 balita mengalami gizi buruk. Studi gugus Millenium Development Goals menyebut bahwa 80% oenderita kelaparan adalah masyarakat pedesaan, yang separuh diantaranya bekerja sebagai petani kecil.

Indonesia yang katanya negeri lumbung tapi pada realitanya malah banyak masyarakat yang menderita gizi buruk. Tidak optimalnya pemerintah dalam menanggapi masalah ini sudah biasa terdengar, baik dari mulut ke mulut hingga media ke media. Bukan hal yang mengagetkan tentunya. Akan tetapi jika tidak ditanggapi dengan serius maka jangan aneh lagi jika kedepan kita disuguhkan lagi dengan berbagai pemberitaan tentang gizi buruk yang masih melanda Indonesia.

Sebagai pemuda tentu hal ini menjadi tanggung jawab bersama, bukan melulu menyalahkan pemerintah. Meskipun pemerintah layak dan harus dipersalahkan. Pemuda Sebagai aktor perubahan seharusnya dapat memberikan contoh keseriusan mereka terhadap kondisi petani yang tidak dapat sejahtera di negeri sendiri.

Memanfaatkan momentum Hari Pemuda Internasional (Internasional Youth Day 2011). Dimana Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menetapkan IYD 2011 dengan tema “Change Our World.” Pemuda-pemuda yang tergabung dari beberapa organisasi pemuda seperti Green Student Movement (GSM), Green Planet Supporters (GPS) President University, Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi IPB, Komunitas Solidaritas untuk Alam, dan LS-ADI. Mereka melakukan Campaign kreatif dengan tema “anak muda peduli pangan” di Bunderan HI, jakarta (13/8/2011).

“Anak muda memiliki potensi besar untuk membuat suatu perubahan dilingkungan mereka . bingkai agen of change yang diemban mereka bukanlah hanya terbatas oleh kata-kata belaka. Oleh karena itu saya dari Koalisi Anti Utang (KAU), beserta rekan-rekan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) serta Serikat Petani Indonesia (SPI) mendukung kampanye tersebut agar Indonesia kembali berdaulat atas pangannya” tutur Yuyun Harmono, Program Officer KAU.

Didalam kampanye tersebut, pemuda menyusun rapi piring-piring yang membentuk huruf I, Y dan D untuk menandakan aksi tersebut dalam rangka IYD 2011. Ada pula human banner yang bertuliskan “Are You Hungry For Change?” yang mempertanyakan apakah pemuda masih lapar akan perubahan terutama terkait pangan serta menyerukan agar pemuda dapat membuat suatu perubahan.

Muhammad Agung Prabowo, Green Student Movement Crew mengatakan, tidak hanya sebatas kampanye hari pemuda internasional. Kemarin kami sempat konferensi pers dan dalam waktu dekat kami akan melakukan roadshow terkait hal tersebut di beberapa kampus yang ada di Indonesia. Kami akan mengumpulkan sebanyak seribu petisi dukungan kedaulatan pangan sekaligus berisi komentar dari anak muda tentang pentingnya mewujudkan kedaulatan pangan di negeri ini. Petisi tersebut akan kami serahkan ke Presiden.

Kenapa harus Pemuda?

Tentu kita masih ingat kata-kata yang didengungkan oleh sang Proklator Indonesia Soekarno. Soekarno pernah mengatakan “berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut gunung Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.”

Mahmoud Ahmadinejad, presiden Iran yang paling energik dalam membunyikan genderang perang dengan Amerika. Disela-sela memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di berbagai universitas di Indonesia (2006) mengatakan “saya tidak butuh senjata nuklir, saya hanya butuh pemuda Iran. Karena pemuda lebih berbahaya daripada senjata nuklir.”

Kedua tokoh orang yang paling berpengaruh bagi negaranya dan dunia telah menggambarkan bahwa pemuda dapat membuat suatu perubahan bagi keluarganya, negaranya, bahkan dunia.

Intan Suhartini, Green Planet Supporters President University mengatakan, Pemuda ibaratkan sebuah benih padi, apabila ditabur di tempat yang tepat, diberi pupuk yang bagus, pengairan yang baik. Maka ia akan menjadi padi yang baik. Semakin tinggi semakin merunduk. Begitu juga dengan pemuda, jika ditempatkan ditempat yang baik, diberi bekal dan pengetahuan yang luar biasa maka ia akan menjadi pemuda yang luar biasa maka ia akan menjadi pemuda yang luar biasa.

“Karena keluarbiasaannya pemuda dapat mengubah segala hal termasuk menggerakkan pangan kita. Pemuda adalah sosok yang luar biasa. Mereka memiliki pemikiran untuk hari ini, besok, lusa dan tahun yang akan datang” tambah mahasiswa yang akrab disapa Asmir.

Maka dari itu peran serta pemuda adalah langkah yang efektif untuk kita peduli pangan. So, to day is IYD, for the next is a change.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun