[caption caption="Riser 3 beraksi (dok. pribadi)"][/caption]Segala sesuatu akan terasa menyenangkan ketika kita mendedikasikan diri untuk berbagi kepada sesama, tak harus berbentuk materi, tak pula harus berbentuk tenaga, tetapi bisa berbentuk sebuah semangat.
Menjadi bagian dari Datsun Risers Expedition etape dua merupakan sebuah keberuntungan, keberuntungan yang membawa kita kepada pengalaman yang takkan mampu terlupakan seumur hidup sangking berkesannya. Bermula dari mengetahui jadwal pada hari kedua kita akan melakukan pemberian Corporate Social Reseponsibility (CSR), maka pihak panitia meminta kami untuk menggagas ide membuat kegiatan seru bersama anak-anak di SDN Loklahung, Kecamatan Loksado, Kalimantan Selatan para Risers (sebutan saya, Harry, & Fawzy) sepakat untuk menghibur mereka dengan musik.
Kenapa musik, sederhana jawabannya, anda pasti pernah mendengar kutipan dari Neithze “Without music life would be a mistake,” musik lah jawaban yang bisa mendekatkan kita kepada sesama. Tua ataupun muda mampu dibuat semangat kembali oleh rangkaian nada-nada indah yang nanti akan dimainkan. Maka dari itu peralatan sederhana seperti sebuah ukulele & Jimbe berukuran kecil kami siapkan sedari kami masih di Jakarta.
Tepat pada pukul 9 kami pun telah bersiap meninggalkan hotel yang kita tinggali di daerah Tanjung, Kalimantan Selatan untuk menuju ke Desa Loksado. Semangat yang meninggi membuat kita tak sabar berbagi semangat serta mimpi kita untuk ditularkan dengan segera. Mobil mungil Datsun Go+ Panca berwarna coklat muda yang kita tunggangi sedari kemarin, bersiap melukiskan indahnya perjalanan menuju lokasi.
Selama perjalanan menuju lokasi relatif sama dengan kondisi pada hari sebelumnya, tapi tanpa adanya hujan yang mengguyur deras jalanan. Jalanan yang rusak, berkelok-kelok, menanjak, ditambah tikungan tajam membumbui kisah perjalanan hari ini.
Karena telah nyaman dengan Go+ Panca, apapun kondisi, ketika digeber empuknya dudukan ditambah luasnya kabin membuat kita berada dalam kenyamanan tingkat tinggi. Hingga tak tersadar lokasi yang memakan waktu 3,5 jam tak terasa dilalui.
Turun dari mobil dan berjalan melewati sebuah jembatan, dari kejauhan terlihat anak-anak menyebrangi jembatan dengan suka cita, adapun beberapa motor hilir-mudik menyebranginya. Kondisi jembatan yang bisa disebut tak layak ini karena konstruksinya yang kurang baik, masih goyang ketika dilalui menjadi bukti semangat generasi penerus bangsa menuntut ilmu. Sungguh potret hitam pendidikan di Indonesia.
[caption caption="jembatan yangmenghubungkan desa dan lokasi sekolah"]
Berbagi itu Menyenangkan
Dalam ruangan kelas sederhana, para risers dan anak-anak telah memenuhi ruangan, kedatangan kita disambut dengan hangat. Tanpa membutuhkan waktu yang lama penyerahan simbolis berupa buku dan donasi dilakukan. Berikutnya dilanjutkan dengan pihak nissan memberikan contoh menghibur siswa dengan memainkan aksi sulap yang mampu mengundang decak kagum. Kekaguman dari siswa itulah yang membuat kami bersemangat untuk segera merealisasikan ide kita.
[caption caption="simbolis penyerahan donasi (dok. pribadi)"]