Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Buku Sejarah Kecil "Petite Histoire" Indonesia Jilid 2: Konferensi Asia-Afrika hingga Safari Nikita

28 Desember 2020   11:17 Diperbarui: 28 Desember 2020   11:51 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara banyak jurnalis itu, jurnalis luar negeri seperti Amerika, Prancis, dan Inggris yang dikenal lebih gesit dalam memburu berita. Hal itulah yang membuat jurnalis Indonesia (kala itu) belum dapat menandingi kegesitan jurnalis asing, apalagi jika dibandingkan dengan jurnalis Associated Press (AP).

Jurnalis AP, kata Rosihan Anwar telah mempersiapkan "Kamar Gelap" pada tiap daerah yang dikunjungi oleh Nikita. AP ingin setiap foto yang diambil dapat langsung dikirim kepada redaksi di luar negeri supaya diedarkan dengan cepat. Tak hanya itu, perihal cara kerjanya pun menarik. Jurnalis foto segera mengambil gambar dari Nikita. Setelahnya, semua film diberikan kepada seseorang yang akan diantar menuju kantor AP untuk segera dicuci.

Soekarno baca garis tangan

Selama kunjungan kenegaraan, pemimpin Uni Soviet Nikita dan Bung Karno tampak cukup akrab. Salah satu keakraban hadir kala keduanya sedang santai-santai. Alkisah Bung Karno kemudian memegang tangan PM Nikita, lalu diperhatikannya dengan teliti.

"Tangan Tuan tidak bagus."

"Lenapa tidak?" ujar Nikita sedikit marah.

"Saya lihat di sini tanda-tanda bahwa Tuan tidak bisa kaya."

Nikita kemudian ketawa senang. "Ya memang itulah cita-cita saya, saya tidak mau menjadi orang kaya."

"Mengenai kebenaran cerita tadi saya tidak dapat bertanggung jawab. Namun, interessant mengetahui bahwa Soekarno rupanya 'ahli' pula dalam palmistry, ramalan dengan membaca garis-garis tangan. Tapi, bisa juga dibilang Soekarno sekedar mau bercanda dengan Nikita yang telah tua. Seperti kata orang Padang: mempegarah-garahkan orang gaek," ujar Rosihan di halaman 194.

Islam di Afrika Selatan

45 tahun setelah safari Nikita di Indonesia, Rosihan Anwar mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke Afrika Selatan. Kunjungan dalam rangka menghadiri Easter Festival atau Pesta Kampong Macassar, Faure, Cape Town, tak disia-siakan olehnya untuk belajar banyak hal. Salah satunya ialah meneropong bagaimana Islam dapat menyebar di tanah Afrika Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun