Sekalipun saat ini saya berada dalam situasi yang cukup stabil dalam hal pekerjaan sebagai insan di industri kreatif. Namun, semakin bertambahnya usia, membuat saya menjadi berpikir untuk memulai langkah baru atau keluar dari zona nyaman, guna segera membangun bisnis pribadi.
Hal itu sah-sah saja, apalagi saya pribadi ialah orang yang suka akan tantangan baru. Oleh sebab itu, memulai bisnis saya rasa opsi yang masuk akal.Â
Karena tak selama menjadi karyawan itu penuh tantangan, karena tak selamanya menjadi karyawan itu prospek baik di masa depan. serta karena tak selamanya menjadi karyawan itu menyenangkan.
Terlebih, bagi saya, kala menjadi karyawan, ada suatu prinsip hidup yang tak dapat saya jalani dengan baik, prinsip itu berbunyi: "sebaik-baiknya hidup ialah berguna bagi sesama."
Nah, dalam hal berguna, bisa jadi saat ini saya hanya berguna bagi pengembangan bisnis dari seseorang semata. Tetapi, tak bisa lebih dalam, seperti memberi orang lain kesempatan untuk maju, membuka lapangan kerja, dan tentu dapat membantu banyak orang.
Sesuatu yang membuat saya yakin, tentu tak lain karena saya memiliki ragam keterampilan, dan tentu saja, banyak memiliki teman-teman yang sudah lebih dulu berkecimpung dalam dunia bisnis, dan banyak diantara mereka (yang saya kenal) mengawali lajur suksesnya dengan membuat usaha rintisan atau yang populer disebut start-up.
Untuk itu, disela-sela kesibukan saya berkarya (sebagai karyawan swasta), tak jarang saya menginvestasikan waktu untuk menghadiri acara pelatihan dan pendidikan terkait bisnis dengan narasumber orang-orang yang telah berhasil mengedepan idealismenya, originalitasnya, serta keberaniannya dalam memulai bisnis. Baik dari pebisnis konvensional serta pebisnis kecil-kecilan yang berkecimpung di dunia e-commerce.
Pada akhirnya, saya pun memantapkan keinginan untuk belajar berkecimpung di dunia e-commerce. Kenapa? Jawabannya jelas, karena di era revolusi internet seperti saat ini, industri e-commerce menjadi secerah harapan yang (memungkinkan) dapat dilakukan oleh generasi muda seperti saya.
Memungkinkan itu soalnya penjualan yang dilakukan bisa mudah (dan cepat), memastikan barang yang dijajahkan dalam kategori "Good Product," biaya operasional yang ramah dengan kantong generasi millennial (seperti saya), jangkauan pelanggan yang luas, serta pengalaman saya sebagai Social Media Manager dapat digunakan dalam rangka menyusun strategi promosi barang yang ingin dijual.
Kebetulan saat ini, saya (bersama keluarga) mulai memanfaatkan ragam marketplace e-commerce untuk mengenalkan potensi lokal dari daerah saya di Sumbawa. Mulai dari Madu, Tenun, Minyak Sumbawa, dan lain sebagainya.
Suka Duka Berbisnis di E-Commerce