Tentang Takhta dan Suksesi, pokok bahasan suksesi atau yang dikenal dengan pergantian raja pada zaman dulu coba dikupas habis oleh pak Ong. Ia menganggap bahwa pergantian raja tak sepenuhnya dalam pelaksanaan memuat unsur pasti dan jelas. Karena seringkali terlihat, calon raja baru menjadi garang sehingga membunuh seluruh pesaingnya, entah adik atau paman sendiri.
Renungan Mengenai Kelas Berkuasa, kolom ini bercerita terkait bagaimana kekayaan dapat menjamin kedudukan politik dan militer. Tanpa itu kiranya, sukar bagi mereka yang menyebut diri mereka berkuasa dan membuat perubahan ataupun melebarkan sayap kekuasaannya.
Pungli dalam Sejarah Kita, mendengar kata pungli (pungutan liar) tentu semua orang yang hidup di Indonesia akrab dengan istilah ini bahkan menyaksikan dan menjadi pelaku dari pungli sendiri. Nah, di kolom ini, pak Ong, mengupas tentang akar sejarah dari pungli dan keganjilan akan kampanye anti-pungli yang digelorakan hingga kini.
Gaji (dan Korupsi) Sepanjang Masa, akar tulisan ini ialah bagaimana sejarah masalah gaji dan korupsi --nya yang ada dinegeri ini mulai dari zaman VOC yang sering kali membuat rakyat sengsara. Betapa tidak, jika pusat (VOC) masa itu tak bisa menggaji dan mengawasi kepala desa (pejabat), rakyat-lah yang harus menanggung biayanya.
Terbentuknya Kapitalisme di kalangan Peranakan Tionghoa di Jawa, mitos-mitos orang Tionghoa dapat kaya raya hingga tujuh turunan karena bersikap hemat dan bekerja keras, itu yang menjadi fokus dari kolom yang lahir pada tahun 1978 ini. Padahal, kalau memang ada karier yang demikian maka kalangan petani yang sedari dulu bekerja keraslah yang layak menjadi jutawan. Namun, sayang itu tidak terjadi.
Citra Minoritas Pedagang Sebagai Setan, kusus tema ini, ia mengungkap masyarakat kita sering mengait-ngaitkan bagaimana kala melihat ada orang lain sukses cepat, maka stigma negatif yang muncul ialah karena kebanyakkan menjual jiwanya pada setan. Padahal, tak seperti itu juga.
Bromocorah dalam Sejarah Kita, bercerita tentang sejarah para jago pada zaman dulu, muali dari peranan mereka, bahkan dahulu mereka sampai memiliki jumlah besar sampai-sampai polisi maupun pangreh praja kalah jumlah. Bahkan, disamping imej buruk yang diberikan kepada para jago, namun kala para jago berpihak kepada yang menang, label pahlawan langsung disematkan dibelakang nama mereka, dan membuktikan bahwa hubungan politik dan kekerasan sudah mendarah daging sejak dahulu pada bangsa kita.
Gelandangan dari Masa Ke Masa, kolom ini ialah salah satu yang terbaik dari tulisan pak Ong. Kenapa? Karena disini ia menguluti sejarah dari gelandangan mulai dari zaman sebelum merdeka, perkembangan gelandangan di dunia barat, hingga zaman pendudukan jepang.
Itulah ke-10 kolom yang menurut pandangan saya cukup sungguh menarik (bukan bararti yang lainnya tak menarik). Kiranya, buku ini dapat menjadi referensi Anda sekalian dalam menanti beduk buka puasa. Sudah dapat pahala, dapat pengetahuan pula. Sungguh menarik, bukan?
Detail:
Judul Buku: Wahyu yang Hilang, Negeri yang diguncang
Penulis:Onghokham
Terbit pertama kali: 2003
Penerbit: KPG
Jumlah Halaman: 380