"Abang kapan pulang?"
Kalimat tersebut ialah awalan pembuka komunikasi yang sering kali terjadi kala Ramadan mulai mendekati hari lebaran. Walau berbentuk pesan singkat dari sanak famili via aplikasi Whatsapp (WA), Silaturahmi dalam bentuk ini sungguh mampu mengobati kerinduan akan rumah. Rindu orang-orang yang ada didalamnya, rindu akan wangi masakan ibu saat sahur, dan rindu akan serunya moment berbuka puasa bersama.
Biasanya, timeline chat WA tak hanya dari orang tua saja. Mulai dari adik kandung, sepupu, keponakan hingga teman sepermainan di kampong halaman turut hadir, guna menyelipkan pertanyaan seperti diatas. Mulai dari Tanya kabar hingga berlanjut ke ragam topik lainnya dalam bingkai silahturahmi.
Seiring komunikasi berkembang, seiring itu pula nikmatnya kemajuan teknologi dapat dirasakan. Hal ini jelas berbeda kala zaman orang tua kita dahulu merantau. Saat kerinduan akan rumah ditanah rantauan menyapa, mau tak mau kirim berkirim surat menjadi andalan. Dengan skema, Hari ini menulis serta mengirim sajak-sajak kerinduan lewat lajur kantor pos, yang disinyalir baru terkirim pada 3 -- 5 hari, dan baru surat dapat terbaca.
Kondisi ini jauh dengan sekarang. Yang cuma bermodal jaringan wifi gratis, silaturahmi bisa dilakukan saat itu juga, kapan saja, dan dimana saja, bahkan dengan tatap muka.
Oleh karena itu, dengan mengikuti selara zaman, para sepupu dan keponakan yang umumnya masih anak-anak, biasanya dengan suka cita menceritakan tentang pengalaman mereka dalam berpuasa. Ada yang puasanya penuh, puasa setengah hari, serta adapun yang sempat batal puasanya.
Tak jarang, mereka menunjukkan rasa antusias bahwa akan kuat berpuasa sampai beberapa hari sebelum lebaran tiba. Dan demi menguatkan keinginan mereka, tak jarang bahkan sering kali, tradisi memberi uang seperti yang lazim terlihat di kalangan masyarakat Betawi dilakukan.
Tradisi ini dimaksud memberi uang guna mengikat rasa emosi sosial dengan tujuan menggembirakan. Dalam kaitan dengan bulan puasa, tradisi ini biasanya dilestarikan oleh diri pribadi yang senantiasa menjanjikan para sepupu dan keponakan yang masih anak-anak, dengan mengikat janji Jikalau puasa sebulan penuh akan diberikan sekian persen, kalaupun ada "bocor" beberapa hari akan diberikan sekian persen, guna si anak-anak tersebut mau berusaha untuk melatih niatan mereka berpuasa selama Ramadan.
Merasa janji adalah utang, biasanya diri pribadi langsung memberikan duit sebanyak 20% diawal, melalui langsung di-transfer menuju rekening empunya (orang tua) anak saat itu juga. Mau malam ya transfer malam, mau pagi yang transfer pagi, atau mau siang ya transfer siang. Kalau bertanya kepada bisa secepat itu? engak takut panas? engak takut masih ngantuk? atau engak takut sibuk?
Ya tentu saja tidak. Karena sekarang silahturahmi dan berbagi bisa dilakukan dalam satu waktu. Tanpa harus keluar rumah, nunggu antrian, ataupun panas-panasan.
Cukup duduk manis di rumah sembari membalas chat mereka, dan dengan santai atas bantuan BCA Keyboard yang ter-install melalui aplikasi m-BCA yang diunduh melalui App Store maupun Google Playstore, duit yang dijanjikan sudah diterima oleh orang tua mereka.