‘Aku terlalu sibuk dengan kebahagiaan. Dan itu adalah pekerjaan seumur hidup yang menuntut kedamaian dan kemauan baik dimana saja.’
Dialog tersebut kalau tak salah ingat saya pernah baca dalam maha karya dari Albert Camus, yang berjudul ‘Sampar.’ Namanya juga manusia, filsafat hidupnya pasti tak jauh dari mencari kebahagiaan. Itulah mengapa kata-kata diatas begitu melekat dipikiran. Sangking melekatnya, saat menginjakkan kaki lagi di kota Malang, Jawa Timur, gairah untuk menjelajah seketika mendominasi yang hanya mengisahkan dua pertanyaan ‘kapan dan kemana.’
Sehubungan dengan adanya agenda kerja yang mengharuskan saya menginap di daerah Ngantang, bagian barat dari Kabupaten Malang, Jawa Timur. Tepatnya di Selorejo Hotel & Resort, hati langsung dilanda bahagia. Tak jauh dari hotel ternyata berada sebuah waduk indah yang dirintis pada tahun 1963 dan selesai dibangun pada 1970. Waduk tersebut bernama Waduk Selorejo.
salah satu sudut waduk/ dethazyo
Dahulunya, waduk ini dibangun dengan tujuan untuk menampung suplai air dari sungai Konto, anak sungai Brantas, dan sungai Kwayangan guna mencegah banjir. Kini waduk tersebut telah memiliki banyak fungsi, untuk
wisata, budidaya perikanan, irigasi, dan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA), yang sekarang di kelola penuh oleh Perum Jasa Tirta, salah satu BUMN yang berlokasi di Malang.
indahnya panorama waduk/ dethazyo
Walau memiliki banyak fungsi, khusus di tulisan ini, fungsi waduk sebagai medium meraih kebahagiaan lah yang akan banyak diulas. Betapa tidak, tempat ini selalu rame dikunjungi oleh para wisatawan di akhir pekan. Ada yang hanya sekedar menikmati pemandangan danau dari kejauhan, ada yang memilih menikmati udara dingin khas ketinggian 600 Mpdl yang dikelilingi 4 gunung (Gunung Kelut, Gunung Kawi, Gunung Arjuno, & Gunung Anjasmoro), ada yang mengelilingi danau dengan ojek perahu (bayarannya dikisaran 40-60 per-satu putaran), serta ada yang sekedar berfoto di jembatan gantung ikonik, jembatan tersebutlah yang menghubungkan tempat saya menginap dengan gerbang menuju waduk.
jembatan ikonik ala selorejo/ dethazyo
kumpulan ABM (Anak baru motret) hahaha/ dethazyo
Saya pribadi pun tak tinggal diam, terhitung dua putaran saya dan rekan kerja saya mengitari waduk sembari membidik keindahan melalui kamera. Sebuah percakapan sederhana dengan sang pemilik perahu ‘Jangkar Merah’ akhirnya tercipta. Dia pun dengan semangat bercerita tentang ramainya wisawan berkunjung ke waduk, bahkan profesi sebagai ojek perahu telah dilakoni dari masa Ia masih mengenakan seragam putih abu-abu.
nama perahu yang kami naik/ dethazyo
sunyi & tenangnya waduk/ dethazyo
Setelah dirasa cukup mengelilingi danau, diri yang dilanda kehausan langsung menuju warung-warung yang berada di pinggir danau. Rasanya waduk Selerojo mampu membuat diri dilanda kedamaian dan kebahagiaan, karenanya, perjalanan dari Malang Kota – Ngantang yang hampir memakan waktu kurang dari 2 jam akhirnya terbalas oleh euphoria kepuasan.
Tepat sebelum beranjak menuju ke penginapan, jembatan gantung yang didominasi oleh warna biru pun turut dijajal, biar kata orang-orang ‘Kalau ke waduk Selorejo, harus ber-foto dijembatannya’ hehehehe. Pada saat beranjak menuju jembatan, ternyata jembatan tersebut maksimal hanya dapat menampung beban maksimal 10 orang, otomatis dari ramainya kunjungan yang kebetulan saat itu sedang weekend, budaya mengantri muncul sebagai satu-satunya pilihan demi foto dengan embel-embel keren. Jika dipaksakan, terus jembatan ambruk, salah Ahok gitu hahahhaa becanda.
Mumpung sekarang sudah mulai memasuki bulan Ramadhan, tak ada salahnya kalian untuk datang ke Waduk Selorejo bersama keluarga untuk sekedar membunuh waktu sembari menanti beduk tanda berbuka puasa. Dijamin, ngabuburit-nya akan berada di level maksimal. Untuk itu, selamat berpuasa ya kawan-kawan. Â Â
dethazyo-signature-white-01-592a877ff196739252bd37b1.png
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya