Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Seruan Hemat Energi dengan Seni Kolase

13 Oktober 2011   19:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_135616" align="aligncenter" width="685" caption="sebuah karya kolase "][/caption] Label kreatif dan kritis selalu melekat pada individu mahasiswa sejak dulu. Telah banyak hasil dari buah karya mahasiswa dengan label tersebut. Dari zaman aksi besar-besaran pada 1998 lalu yang mampu membuat perubahan hingga sekarang mahasiswa telah memperlihatkan taringnya dengan memanfaatkan berbagai macam media untuk menyampaikan isu-isu yang menurut personal mereka harus diangkat, entah dari film, tulisan, dan lain-lain. Hal itu telah membuktikan label yang telah diberikan telah mendarah daging hingga saat ini.

Berawal dari tugas yang diberikan dosen kami (mas Popo), kami (mahasiswa) Jurnalistik Institut Ilmu Sosial dan Politik (IISIP) Jakarta diberikan tugas membuat sebuah kolase untuk mata kuliah desain grafis. Beliau yang optimis bahwa mahasiswa tidak hanya bisa teori tapi dalam praktek juga harus bisa. Jadi berlandaskan hal itu beliau lebih menuntut mahasiswa agar dapat menghasilkan sebuah karya tentunya yang memilki arti bagi masing-masing anak didiknya.

Apa itu kolase? A Collins mengatakan dalam kamus modern art bahwa kolase adalah Semua kegiatan ‘perakitan’ beraneka bahan dasar menjadi sebuah karya seni. Misalnya, merakit dan merekatkan kertas, kayu, metal, barang-barang bekas, bahkan sampah ke dalam media hiasan dinding. Begitu pula, semua media lukisan yang ditambahi, ditempeli asesoris berbagai bentuk benda sesuai aslinya.

Untuk tema kali ini beliau menuntut kita untuk dapat membuat karya kolase dari majalah bekas yang ada. Barang-barang elektronik yang ada di majalah menjadi bahan utama pembuatan kolase dengan membentuk robot. Isu-isu yang diangkat dari karya kolase harus diadaptasi dari pola kehidupan masyarakat Jakarta. “tema ini lumayan sukar. Perlu memutar otak untuk dapat mengangkat isu potensial saat ini. Tapi nggak masalah karena saya suka mencoba hal-hal yang baru” tutur Wahyu R. Wijaya, Mahasiswa semester awal, Ilmu Jurnalistik, IISIP Jakarta.

Green Patriot’s Robot

Tidak kalah dengan semangat Pablo Picasso dalam karya seni kolasenya, beberapa kelompok lainnya sudah memiliki ide-ide yang beragam. Mulai dari tokoh masyarakat jakarta yang dipenuhi muatan bahan elektronik hingga sang ikon kartun yang mendunia saat ini Squitward Tentacles dalam film SpongeBob SquarePants yang mewakili pesan orang-orang yang optimis dengan kesendirian. Padahal kita tahu bahwa manusia adalah mahluk sosial tidak dapat hidup sendiri.

Nah, untuk kelompok kita banyak terjadi perdebatan isu apa yang akan diangkat dengan bahan kolase alat-alat elekronik. Tiba-tiba muncul ide, “bagaimana kalau kita mengangkat tema hemat energi saja. Dewasa ini kan prilaku konsumerisme khususnya energi sangat berlebihan. Masyarakat ibu kota saat ini banyak yang kurang bijak dalam menggunakan energi. Contoh kecil saja, meskipun mereka keluar hangout atau entah kemana. Entah AC, Lampu atau Charger Hp dibiarkan nyala dan dicolokin begitu saja. Tentu ini namanya suatu pemborosan. Jika saja mereka tahu bahwa energi yang ada berasal dari dari hasil kekayaan alam yang saat ini semakin menipis. Jika tidak mau berhemat energi maka dengan lantang kami katakan there’s no planet B, guys” tutur Wahyu dengan gaya khasnya.

Dari perdebatan panjang muncullah sebuah nama “Green Patriot’s Robot.” Dudi Ade Firdaus, Mahasiswa Ilmu Jurnalistik IISIP Jakarta mengutarakan pendapatnya terkait nama yang diberikan untuk karya kolase kelompoknya. “ Nama Green Patriot sengaja diberikan untuk karya kolase kami, kata green sendiri kami berikan karena kita melihat bahwa sekarang ini kita harus lebih peduli terhadap lingkungan karena kita tidak akan rela jika lingkungan kita menjadi rusak. Sedangkan kata patriot sendiri identiknya dengan pejuang-pejuang yang berjuang dengan gagah berani.”

“Green Patriot’s Robot sendiri adalah suatu kampanye kita tentang hemat energi . Semua materi kolase dari gambar alat-alat elektronik dari majalah. Karena nggak mungkin foto gue dipake buat kampanye hemat energi. Bisa-bisa dikira info anak hilang lagi. Hahahhaa” tambah mahasiswa yang akrab disapa Dudi.

Ada karya tentu ada harapan tentunya. Karena karya ini diperuntuhkan buat generasi muda khususnya, Setelah mencerna karya ini bisa sadar dan langsung mengaplikasikan green lifestyle dalam kehidupannya sehari-hari. Ayo kawan-kawan lainnya untuk dapat melangkah untuk membuat perubahan. Move is all about change, change and change.

Sumber Foto: Dok. Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun