[caption id="attachment_83873" align="aligncenter" width="300" caption="sebuah catatan"][/caption]
kebahagian sebagai siswa yang baru lulus SMA tidak dalam diluapkan dengan kata-kata, kepercayaan diri yang tinggi untuk menggapai cita-cita dengan melanjutkan kuliah di salah satu universitas terbaik yang ada di Indonesia, saat itu sedang tinggi-tingginya ibarat bahasa inggris lagi onfire. Ketika itu juga saya sedang giat-giatnya menekuni dunia menulis yang dapat membuat seseorang terinsprasi dan menginspirasi. Telah banyak pula hasil karya yang tercipta dari coretan pena hingga di salin ke blog saya pribadi.
Melihat berbagai macam jenis tulisan dari beberapa teman, justru tulisan tentang pengalaman pribadi yang banyak di kunjungi serta di tanggapi oleh para penikmat karya tulisan. Dari situlah saya memiliki keinginan untuk membuat tulisan tentang pengalaman pribadi saya daluhu. Tetapi ingatan saya tidak kuat untuk mengingat secara detail pengalaman-pengalam menarik yang pernah saya alami. Maka secara spontan saya kembali mengingat ucapan seorang guru mata pelajaran bahasa indonesia kepada saya sewaktu SMP, beliau berkata “det, supaya kegiatan harian kamu tetep di ingat sebagai sweet memory alangkah baiknya bila kamu memiliki suatu buku catatan harian,” tapi saya hanya mengiyakahkan saya keinginan beliau tanpa ada realisasi dari diri pribadi.
Hal tersebut pun terulang kembali pada waktu saya menginjakkan kaki di SMA, salah seorang guru pun berkata persis sama seperti guru saya pada masa SMP. Tapi apa, saya hanya mengiyakan saja. Logika yang saya pegang pada saat itu ialah, karena saya beranggapan pada waktu bahwa Diary atau catatan harian tak lebih dari media jadul yang cenderung juga di dominasi oleh kaum hawa yang tidak memiliki teman curhat. Hal itulah yang membuat saya enggan pada saat itu memiliki diary, hati kecil ku berbicara "bisa-bisa gw di anggap banci lagi."
Umur saya semakin hari semakin bertambah, putih abu-abu yang menjadi kebanggaan saya sudah menjadi kenangan, kehidupan yang real pula tersaji di depan kita untuk meraih masa depan melalui bangku kuliah. efeknya pun secara otomatis pula pemikiran yang kita hasilkan semakin kritis dan rasional. Pada saat itulah aku mulai menyesal, kenapa tidak dari dulu saya memiliki catatan harian, karena pada masa-masa tersebut itulah kita mendapatkan banyak sekali moral value dari setiap pengalaman berharga. Catatan harian tersebutnya adalah jawaban yang dapat menjembatani kita antara masa lalu dan masa depan.
Life must go on, itu kalimat yang bisa terucap, jadi mulai saat ini saya tidak akan mensia-siakan setiap moment terbaik setiap harinya untuk menuangkannya dalam bentuk coretan pena tanpa perduli kualitas dari tulisan yang telah di hasilkan.
sekarang, telah banyak lahir media-media yang dapat kita gunakan untuk menulis, terlebih lagi saya menulis di diary setelah itu baru menulis ulang ke public blog yang saya miliki, alhasil teman-teman banyak yang terinprasi dari tulisan-tulisan tentang pengalaman saya pribadi. Betapa senangnya hati ketika tulisan yang kita buat di apresiasi oleh para pembacanya.Karena sejatinya, menulis adalah suatu ajang untuk dapat menyalurkan tentang pengalaman, ide, serta gagasan. Keep writing brotha and sista.. Sumber Foto: KLIK Disini!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H