Mohon tunggu...
Detha Arya Tifada
Detha Arya Tifada Mohon Tunggu... Editor - Content Writer

Journalist | Email: dethazyo@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Saat Musibah Menjadi Tontonan

28 September 2010   01:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:54 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_271678" align="aligncenter" width="300" caption="kompas.com"][/caption]

Peristiwa amblasnya sebagian badan jalan RE Martadinata, Jakarta Utara pada kamis, 16 september 2010 yang lalu tentunya membawa duka yang sangat mendalam bagi masyarakat dan pemerintah, tapi apakah duka saja yang ditinggalkan? Karena realitanya jalan amblas tersebut tetap menjadi tontonan para pengguna jalan, warga sekitar bahkan warga jabodetabek yang ingin melihat secara langsung jalan yang amblas tersebut hingga sekarang, bisa dibilang semacam hiburan yang murah meriah.

Apakah ini menjadi suatu budaya yang sudah beku bagi sebagian masyarakat Indonesia? Mungkin iya, melihat dari banyak musibah mulai dari banjir, kebakaran, hingga tanah lonsor laris manis manis menjadi tontonan masyarakat, bisa di ibaratkan menonton sebuah pertandingan sepak bola liga inggris secara langsung.

Apa yang menyebabkan sebagian masyarakat begitu begitu tertarik buat menonton ? yang

Pertama, rasa penasaran yang terus menerus hingga mereka datang untuk melihat suatu kejadian tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Bisa bisa kalau gini terus Ragunan bisa kalah pengunjungnya dari jalan amblas RE Martadinata.hhhooohooo

Kedua, Keingintahuan akan Informasi secara langsung tentang perkembangan dari jalan RE mardinata tersebut, apakah jalan tersebut sudah ambruk semuanya, sudah mulai di bangun lagi, dan banyak lagi yang mereka ingin tahu sehingga mereka merasa perlu untuk datang, datang dan datang.

Ketiga, faktor bosan alias boring di rumah bisa menjadi suatu alasan orang-orang pada bejibun datang ke TKP(tempat kejadian perkara) untuk sekarar melihat, kali aja ada masyarakat lainnya yang share informasi sekalian mendapat kenalan baru. (Walah-walah bisa kalah jejaring social nic!!!)

Paparan diatas tidak begitu saja ditulis tetapi berasal dari realita yang ada dari tahun ke tahun, kalau tidak percaya kunjunginya jika ada kebakaran, banjir dan lain-lain yang akan terjadi di kota mu? Di jamin anda akan mendapat jawabannya dengan sendirinya. Jangankan musibah, Jembatan yang menghubungkan antara Surabaya dan Madura saja menjadi tempat wisata favorit sebagian orang. Hebat juga Indonesia ini jalan saja bisa jembatan saja bisa jadi tempat wisata menarik.

Oleh karena itu sebagai masyarakat yang baik marilah kita jika ingin melihat kejadian-kejadian yang ada hanya sekali saja, setelah itu marilah kita berdoa agar kejadian tersebut tidak terjadi lagi dan lagi, Tetapi jika ingin membantu silakan datang tiap haripun boleh, jika apabila hanya menonton saja saya sarankan silakan pulang karena akan merepotkan proses-proses yang akan diambil oleh pihak pemerintah.

[caption id="attachment_271679" align="aligncenter" width="190" caption="kompas.com"][/caption] [caption id="attachment_271686" align="aligncenter" width="300" caption="detik.com"][/caption] [caption id="attachment_271687" align="aligncenter" width="225" caption="detik.com"][/caption] [caption id="attachment_271689" align="aligncenter" width="300" caption="detik.com"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun