"Ibu, aku mau mainan Mickey Mouse seperti punya Helena." ucap si kecil Annelies pada ibunya.
Tangan kanan Annelies menarik rok ibunya, sementara yang kiri menunjuk mainan yang sedang dibawa Helena, sebuah boneka Mickey Mouse yang lucu.
Amy, ibu Annelies, masih sibuk memotong helai demi helai kain untuk dibuat baju. Baju pernikahan yang dipesan oleh kerabatnya. Dia harus fokus agar tak membuat kesalahan, tapi tangan dan suara Annelies mengganggu konsentrasinya.
"Ann, besok ibu belikan, ya. Lihat, ibu masih bekerja," ucap Amy.
"Tidak mau, aku ingin bonekanya sekarang!" Annelies merajuk.
Percuma bila Amy mengabaikan Annelies, dia akan tetap merengek kalau keinginannya tak segera dituruti. Terpaksa, Amy harus meninggalkan pekerjaannya dan pergi ke pusat kota Maastricht untuk membelikan Annelies mainan.
Bagi Amy, kebahagiaan Annelies adalah segalanya. Dia sudah cukup menderita sejak bayi, tinggal di pinggir jalan, ditinggal ayahnya, serta hidup serba kekurangan.
Beruntung, Amy bertemu orang baik yang mau memberinya pekerjaan. Hingga sekarang Amy sudah bisa menyewa rumah serta bekerja sebagai penjahit baju. Meskipun rumah tersebut tidak besar, tetapi sudah cukup untuk ditempatinya bersama Annelies.
Maastricht cukup ramai siang itu. Amy dan Annelies segera menuju ke toko mainan yang terletak di ujung jalan. Toko berwana pink dengan hiasan berbagai karakter kartun di kacanya itu terlihat begitu kontras dengan toko-toko di sekelilingnya.
"Ibu, aku mau mainan yang besar, boleh?" tanya Annelies.
"Bukan waktu yang tepat, Ann. Ibu belum mendapat gaji, kita beli yang kecil dulu," jawab Amy.
Annelies tak menjawab, tapi dia setuju dengan pernyataan ibunya.
Begitu masuk ke dalam toko, mata dan kaki Annelies langsung tertuju pada deretan boneka Mickey Mouse yang berjejer rapih di etalase. Tangannya meraih satu boneka dari deretan itu tanpa ragu.
"Yang ini, Bu!" katanya bersemangat.
Amy tersenyum dan menganggukkan kepala, karena tujuannya sudah terpenuhi serta tak ingin dipalak lagi oleh Annelies, Amy segera membawa boneka tersebut ke kasir dan membayarnya,
Mereka tak langsung pulang, Amy mengajak Annelies untuk jalan-jalan sebentar menikmati kota Maastricht. Amy merasa tidak rugi meninggalkan pekerjaannya sebentar demi menemani Annelies.