Mohon tunggu...
Desy Selviany
Desy Selviany Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

berbagi informasi berbagi pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Salahkan Mereka Mencari Makan

10 Desember 2013   21:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:05 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jangan salahkan mereka mencari makan

oleh Desy Selviany

Tuntutan kenaikan upah buruh memang seakan tiada habisnya, kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat mereka terpaksa turun kejalan untuk menyuarakan hak-hak mereka. Fenomena ini memang sudah tidak aneh terlihat dinegara-negara yang lebih condong kearah kapitalis, terutama negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dengan alasan kestabilitasan ekonomi negara, indonesia cenderung mengistimewakan pengusaha dan mengesampingkan hak-hak buruh. Maka dari itu tidak aneh jika dari tahun ketahun demo buruh terus terjadi diberbagai kota di indonesia. Selain itu pengabaian yang seakan-akan dilakukan oleh pemerintahpun membuat buruh semakin geram dan semakin anarkis dalam menyuarakan hak-hak mereka. Misalnya saja yang terjadi pada 3 Desember lalu, para buruh serang memblokir pintu masuk Tol Ciujung Banten.  Jika kita hanya melihatnya dari satu sisi memang ini merugikan banyak pihak terutama masyarakat, akan tetapi jika kita melihat dari sisi yang berbeda bukankah wajar jika mereka geram dengan prilaku pemerintah yang hanya menganggap suara mereka seakan hanya angin lalu saja.

Dari banyaknya demo buruh yang cenderung anarkis masyarakat yang hanya memandang satu sisi saja, cenderung memojokan buruh yang seharusnya menjadi korban dalam situasi ini. Bayangkan saja sudah terlihat jelas mereka diperas habis-habisan oleh para kapitalis, dan diabaikan oleh negara dalam hal ini perangkat pemerintahan sekarang masyarakat yang seharusnya ada di pihak mereka dan paling mengerti keadaan mereka malah ikut memojokan dan menyalahkan aksi yang mereka lakukan demi memperjuangkan hak-hak mereka. Belum lagi seperti kita ketahui ada beberapa media-media yang jelas dipegang oleh para kapitalis semakin memprovokatori masyarakat perihal demo buruh. Media-media tersebut memframing berita-berita demo buruh dengan kaca mata mereka dan mengabaikan kenetralan sebuah berita. Belum lagi tokoh-tokoh yang mereka undang dalam sebuah diskusi seakan di setting untuk memojokan tindakan buruh. Dalam hal ini masyarakat pun cenderung malas berfikir kritis, mereka dengan mudahnya terprovokasi oleh media-media sampah tersebut. Padahal tanpa mereka sadari mereka juga seorang buruh, jika melihat rata-rata penghasilan masyarkat indonesia berdasarkan UMR (Upah Minimum Regional).

Dalam hal ini seharusnya masyarakat tidaklah melihat sesuatu hanya dari satu sisi saja, terutama dalam demo buruh yang sedang marak akhir-akhir ini. Karena sejatinya buruh hanyalah korban, korban dari para kapitalis dan para koruptor sama seperti masyarakat indonesia kebanyakan. Selain itu masyarakat juga harus pandai meliterasi dirinya terhadap pemberitaan-pemberitaan di media massa, karena seperti kita ketahui semenjak kebebasan pers di gaumkan di indonesia, maka disitulah era liberalisasi media massa dimulai. Maka dari itu buruh hanyalah korban, jadi jangan salahkan mereka mencari makan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun