Meski mataku telah rabun, aku masih bisa melihat percikan kembang api yang banyak mengudara semalam; ya, sambutan tahun baru 2023. Tahun ini aku masih diperantauan, sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku menyaksikan kebahagiaan dengan kehampaanku.
Pagi, 2023
Hujan mengguyur basah Tanah Bumi ini, aku gegas berdiri di teras kamar untuk melihat hujan pertama di hari pertama tahun 2023. Aku menikmati aroma hujan, aroma Tanah yang basah, aroma dedaunan yang segar, dan udara yang sejuk.Â
Tidak lama menikmati itu semua, ada hal yang mengganggu kenikmatanku dan lamunanku; perut laparku. sejenak aku meninggalkan aroma hujan menuju kamar untuk mengambil cemilan singkong balado kesukaanku, tidak lupa aku menyeduh kopi susu pertamaku di angka 2023. Dan, aku kembali ke teras kamar sembari menikmati singkongku dan kopiku pagi ini. Nikmat sekali, bukan?
Dari kejauhan aku melihat burung-burung berkicau dan terbang bersama jatuhnya air hujan, seakan mereka sedang menari dan berirama menyambut tahun baru 2023. Sejenak aku terpikirkan kacamataku, Aku memakai kacamataku untuk melihat lebih jelas dunia yang fana ini. ya, lebih jelas melihat dunia yang fana. karena bisa jadi, tahun 2024 aku tidak bisa melihat suasana seperti ini lagi, kan. We never know, let it go..
Bapak, Ibu.. Adik-Adikku.. keluargaku, Aku Rindu..
Namun kalian tenang saja, disini aku baik-baik saja. Aku akan selalu memberikan kabar, meskipun tidak sering
Aku disini menikmati hidupku, aku punya teman banyak, aku dikelilingi orang-orang baik..
Percayalah.. tidak ada yang jahat padaku, tidak ada yang menyakitiku..
Karena, aku sudah Mati sebelum 2023 ini datang menemuiku..
Sehingga aku tidak merasakan siapa dan apa yang menyakitiku