Mohon tunggu...
Desy Riyanawati
Desy Riyanawati Mohon Tunggu... Sekretaris - Human

Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

2022

18 Desember 2022   04:42 Diperbarui: 18 Desember 2022   05:25 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Lagu apa yang menemanimu saat sedih ?

Puisi seperti apa yang menghiburmu saat sepi ?

Apakah rindu tidak akan menemukan Tuannya ?

Apakah kasih tidak akan memeluk Pemiliknya ?

Aku memang sudah lama tidak berselancar disini, setelah satu tahun berlalu; aku hanya fokus pada diriku dan pekerjaanku. sampai tidak terasa aku menjalani hidup dengan mantra "Jalani saja". yaaa.. Bulan April 2021 aku meninggalkan kota Malang tanpa berpamitan pada siapapun. bahkan tidak berpamitan dengan sahabatku, termasuk keluarga dan orangtuaku. Sore itu aku membulatkan tekadku, Aku berangkat menuju Ibukota dengan biaya untuk bertahan hidup selama 1 bulan kurang lebih Rp.1.500.000,- . Dari Terminal Arjosari Malang pukul 19.00 aku naik bus sambil membawa dan mengatur rasa resah, gelisah, sedih, sakit, dan sesekali aku menyeka airmata dengan tanganku. Dalam benakku terbayang wajah orangtuaku, dan seorang lelaki yang kukenal tahun 2015. mungkin kala itu aku lebih nekat dari biasanya, aku tidak memikirkan akan tinggal dimana dan bahkan risiko apapun jika aku telah sampai di Ibukota. Aku hanya berharap untuk bisa meninggalkan segala rasa sakit serta kesedihanku, dan merajut hidup baru di Ibukota meski tanpa dukungan dari siapapun. Ya, aku tidak hanya meninggalkan seorang lelaki yang ku cinta. namun aku juga meninggalkan semua orang yang ku cinta dan mencintaiku. yaitu orangtuaku, keluargaku dan temanku. tanpa ada kata pesan dan pamit.

Dalam perjalananku menuju Ibukota, aku terus teringat percakapan terakhirku dengan orangtuaku. aku terbayang saat membasuh kaki orangtuaku sebelum aku meninggalkan rumah ke Ibukota, dan Aku berucap;

"pak, saya memohon maaf atas segala beban yang sampai saat ini masih dihadapan Bapak. jika umur saya tidak lebih panjang, saya memohon maaf atas jasa yang tidak akan bisa ku balas. namun selama nafas saya masih berhembus, saya akan berusaha mengganti semua."

sejak saat itu, aku merasa tidak ada lagi ikatan dengan siapapun. aku seakan terlepas dari ikatan-ikatan bunga dan duri secara bersamaan, aku terlepas dari rasa sakit dan bahagia. aku terlepas dari suka dan duka. aku hanya merasa hampa, namun semua kujalani dengan percaya dengan diriku sendiri dan Tuhan. seringkali, aku merindukan mereka. sampai saat ini aku sedang belajar, menerima kesendirian ini. melalui perjalanan hidup tanpa "Tanya" dan "Tapi". aku tidak tahu sampai kapan aku diberikan waktu dan kesempatan, jika aku memang pergi lebih dulu; kenanglah aku. peluk aku dengan doa.

Bukan aku durhaka pada orangtua, Bukan aku membenci pada seseorang

aku hanya tidak ingin "racun-racun" itu membunuh diriku

aku hanya tidak ingin "racun-racun" itu membunuh oranglain

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun