Mohon tunggu...
Desynta Nurmilasari
Desynta Nurmilasari Mohon Tunggu... Psikolog - Mahasiswa Psikologi Konseling (Bimbingan dan Konseling)

Saya merupakan seorang mahasiswa psikologi konseling Universitas Negeri Surabaya. Sebagai seorang Mahasiswa Psikolog konseling yang berdedikasi, saya berkomitmen untuk membantu individu mencapai kesejahteraan mental dan emosional mereka. Dengan latar belakang pendidikan yang kuat dalam psikologi dan pengalaman praktik yang luas, Saya menyediakan dukungan yang empatik dan berbasis bukti untuk klien saya. Saya memiliki pengalaman dalam menangani berbagai isu, termasuk kecemasan, depresi, stres, hubungan interpersonal, dan pengembangan diri. Dengan kemampuan komunikasi yang baik, Saya dapat melakukan pendekatan yang berpusat pada klien. Saya tertarik untuk terus belajar dan berkembang dalam berkontribusi pada bidang kesehatan mental dan mencari kesempatan untuk bekerja dalam lingkungan yang menantang dan inspiratif.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Keterampilan Terapeutik Sebagai Solusi Problem Solving Pada Permasalahan Remaja

31 Juli 2024   16:25 Diperbarui: 2 Agustus 2024   12:02 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

     Masa remaja merupakan masa terjadi banyak perubahan dan tantangan, karena pada masa ini remaja mengalami perubahan yang signifikan, perubahan tersebut meliputi perubahan hormon pada tubuh, pola perilaku, dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial. Selain itu, masa remaja juga merupakan waktu dimana individu mencari jati diri mereka sendiri.

     Menurut penelitian dari Elizabeth B. Hurlock (1980), dijelaskan bahwa pada masa remaja cenderung menyelesaikan masalah secara mandiri tanpa bantuan orang dewasa. Menyikapi perubahan pada masa remaja, Hasan Basri (1996) mengungkapkan bahwa remaja mengalami perubahan fisik dan biologis yang menyebabkan beberapa masalah terkait dengan perasaan, pemikiran, dan perkembangan emosi. Dalam kutipan dari para ahli Hurlock (1980), diungkapkan bahwa perkembangan emosi pada masa remaja sering kali menimbulkan ketegangan, sehingga seseorang dapat merasakan kebingungan emosional. Terkadang, untuk mencapai keseimbangan emosi, konflik internal mungkin sering kali muncul. Meskipun, ada beberapa remaja yang mampu mengatasi hal tersebut. Namun, masih banyak juga yang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan menghadapi konflik batin. Oleh karena itu, pendampingan khusus diperlukan bagi remaja untuk menjalani masa-masa remaja ini dengan baik.

     Lantas bagaimana peran dukungan yang dilakukan oleh para konselor mengenai permasalahan yang terjadi pada para remaja? Dan apa ciri --ciri psikologis yang muncul yang terjadi pada remaja?

    Berikut daftar ciri-ciri psikologis yang muncul pada remaja: 

1. Kelabilan Emosi

    Tekanan dari masalah yang dihadapi dapat menyebabkan perasaan cemas, stres yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk berpikir jernih. Remaja sering mengalami perubahan suasana hati yang cepat, merasa optimis satu saat dan pesimis di saat berikutnya. Sehingga, beberapa remaja mungkin merespons konflik dengan merasa agresif atau konfrontatif. hal itu menunjukkan bahwa mereka frustasi.

2. Kesulitan Mengungkapkan Perasaan

    Remaja sering kesulitan untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka dengan jelas, sehingga dapat memperburuk masalah yang ada. Remaja yang kurang resilien mungkin mudah merasa putus asa dalam mengambil keputusan di sebuah masalah. 

     Oleh karena itu, Keterampilan terapeutik memainkan peran penting dalam membantu remaja mengembangkan kemampuan problem solving yang efektif. Keterampilan terapeutik  dapat melengkapi remaja dengan berbagai teknik yang membantu mereka mengatasi masalah secara lebih baik. Beberapa keterampilan terapeutik yang harus dilakukan untuk mengembangkan kemampuan problem solving diantaranya: 

1. Mengidentifikasi  Masalah

Membantu remaja mengenali dan mendefinisikan masalah yang dihadapi secara jelas. Hal Ini melibatkan pemisahan masalah utama dari masalah yang lebih kecil, memahami sebab akibatnya dengan menggunakan skala prioritas, serta mengajarkan teknik brainstorming dengan mengumpulkan gagasan agar mendapatkan solusi dari sebuah permasalahan.

2. Ekspresi Diri yang Efektif

Membantu remaja belajar mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka dengan cara yang sehat. Dengan menggunakan bahasa yang tidak menyudutkan dan berbicara tentang perasaan yang jujur.

3. Mendengarkan Aktif

Mengajarkan remaja untuk mendengarkan dengan penuh perhatian tanpa menginterupsi. Dengan tujuan dapat membantu mereka memahami perspektif orang lain dan memperkuat hubungan interpersonal.

4. Keterampilan Empati

Mengajarkan remaja untuk memahami perasaan dan perspektif orang lain yang dapat membantu mengurangi ketegangan dalam situasi konflik. Remaja yang memiliki empati memiliki hubungan sosial yang lebih baik karena mereka mampu memahami dan menghargai perasaan orang lain.

5. Relaksasi

Mengajarkan remaja teknik relaksasi seperti pernapasan dalam, meditasi, dan yoga untuk mengatasi stres dan kecemasan yang dapat menghambat kemampuan problem solving

6. Refleksi Diri dan Evaluasi

 Mendorong remaja untuk melakukan refleksi diri secara teratur untuk memahami pola pikir dan perasaan mereka. Hal ini dapat membantu mereka mengenali bagaimana reaksi mereka terhadap masalah dan mengidentifikasi masalah yang terjadi. Sehingga membantu remaja tetap fokus pada aktivitas dan mengurangi kecemasan yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah.

     Keterampilan terapeutik secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan problem solving pada remaja dengan memberikan mereka teknik dukungan untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi. Dengan dukungan yang tepat, remaja dapat mengembangkan keterampilan komunikasi, pengelolaan stres, pemecahan masalah, dan resolusi konflik yang akan membantu mereka menghadapi berbagai situasi dengan lebih efektif dan tetap menjaga kesehatan mental mereka. 

   Oleh karena itu mari kita bersama-sama menjaga kesehatan mental bersama dengan cintai dan rawat dirimu seperti kamu mencintai orang lain. Karena menjaga kesehatan mental adalah langkah penting untuk memastikan kita dapat hidup dengan penuh kebahagiaan dan kesejahteraan. Ketika kita mencintai dan merawat diri sendiri, kita akan memiliki energi dan kapasitas yang lebih besar untuk memberikan cinta dan dukungan kepada orang lain yang ada di sekitar kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun