Oleh :
Desy Novita Sari
(Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Pendidikan Islam Anak Usia Dini, UIN Sumatera Utara)
Kelompok KKN DR 43
Â
Saat ini Indonesia sedang tidak baik-baik saja, bagaimana tidak ? Wabah Covid-19 ini sangat banyak membawa dampak buruk, contohnya saja pada bidang Pendidikan. Ya, kita semua tahu bahwa pada saat ini banyak sekolah yang tutup dan menerapkan sistem belajar dirumah secara online (Daring). Kebijakan ini di ambil dalam rangka memutus rantai penyebaran Covid-19.
Tentunya hal ini menjadi tantangan bagi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kondisi normal nantinya. Sebab ini menjadi tanggung jawab bersama di semua satuan pendidikan. Lalu bagaimana cara belajar daring untuk sekolah PAUD atau TK ? Apakah hambatan yang terjadi ? Apakah dampak positif dan negatif nya untuk anak ? Apakah dengan belajar dirumah anak dapat berkembang ?
Pertanyaan diatas adalah contoh dari sekian banyak pertanyaan yang dirisaukan oleh para orang tua. Mengapa tidak ? Karena orang tua mempercayai anak nya di didik oleh guru disekolah dan itu sudah menjadi tugas seorang guru. Dengan begitu anak lebih dapat mengembangkan potensi belajar dan kreativitasnya. Ditambah lagi anak akan sangat merasa senang karena saat berada disekolah anak akan bertemu dan bermain bersama dengan teman-temannya yang membuat anak dapat bersosialisasi dan mengembangkan sikap mandirinya.
Tapi apa kabar dengan sistem pembelajar anak yang saat ini dilakukan secara daring ? Disinilah letak peran para orang tua sangat penting, karena harus lebih ekstra lagi dalam menemani anaknya belajar dirumah. Bagaimana cara orang tua membantu anak nya dalam belajar daring dirumah ? Dalam sistem pembelajaran daring ini orang tua diharapkan untuk tetap memantau belajar anak dimana tugas anak diberikan secara online oleh guru melalui aplikasi media sosial. Lalu, selesai anak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, orang tua akan memberikan bukti berupa foto atau vidio yang akan dikirim ke guru yang bersangkutan.
Tentu hal ini akan membuat anak merasa bosan, dan pasti ada orang tua yang merasa takut jika anak nya tidak dapat mengembangkan minat belajarnya selama dirumah. Terlebih jika orang tua yang tidak biasa mengajar mungkin akan sangat kerepotan. Karena biasanya kegiatan mengajar diserahkan ke guru, lalu sekarang orang tua harus jadi guru dirumah dan sudah pasti banyak kendalanya.
Kendala yang sering terjadi dialami oleh guru dan orang tua adalah jaringan internet yang tidak stabil. Belum lagi keadaan orang tua anak yang belum paham mengenai aplikasi media sosial yang digunakan sebagai media pemberi tugas. Dan yang terjadi guru sulit berkoordinasi dengan orang tua .
Lalu, bagaimana dampak positif dan negatifnya untuk anak ? Dari sisi positif nya secara tidak langsung membuat kedekatan antara orang tua dan anak semakain dekan sehingga dalam hal ini orang tua dapat mengetahui secara langsung bagaimana kepribadian anaknya. Komunikasi orang tua dan anak akan terjalin. Orang tua akan lebih memahami kondisi anak selama 24 jam sehingga kedekatannya lebih intens.
Sementara itu jika dilihat dari sisi negatifnya, hal ini akan berpengaruh terhadap sikap emosional anak. Dimana jika disekolah anak akan merasa bebas bermain dan belajar dengan teman sebayanya, sedangkan dirumah dia belajar dan bermain sendiri. Pembelajaran juga menjadi tidak efektif karena hanya memaksimalkan teknologi yang digunakan dalam penyampaian pembelajaran. Karena pada usia 0-8 tahun anak perlu menambah wawasan nya di dunia luar yaitu sekolah.
Proses bertumbuh dan berkembang bagi anak termasuk juga proses belajar, dan sangat bergantung pada kehangatan interaksi antara anak dan orang tua. Walaupun mungkin orang tua bukan lah seorang guru disekolah, penting sekali bagi mereka menjadi guru untuk anak nya dirumah. Keberhasilan anak belajar dirumah sangat bergantung pada peran orang tua.
Agar anak tetap bisa bergembira belajar dirumah orang tua harus lah kreatif dalam mengajari anak. Salah stunya dengan mengkombinasikan belajar dengan bermain, tau bermain bersama. Saat belajar dirumah jangan terlalu memaksakan anak, agar anak tidak terganggu. Arahkan anak pelan-pelan, ajak dia bermain permainan yang menyenangkan dan dapat meningkatkan aspek motoriknya.
Tidak mudah untuk mengajak anak belajar dan bermain dirumah, orang tua harus paham keadaan tubuh anak. Misal anak sedang tidak semangat untuk belajar, ajak anak untuk bermain terlebih dahulu, dan pilih permainan yang akan membantu anak untuk kembali semangat. Bisa juga orang tua meminta anak untuk memilih permainan apa yang ingin dimainkn oleh anak.
Orang tua juga dapat membual jadwal rutinitas, dan dilakukan dengan konsisten, agar perkembangan anak tidak terlambat. Kegiatan juga dilakukan dengan waktu yang tepat agar anak akan tetap merasa senang. Jadi, walalupun direncanakan namun tetap dilakukan dengan asyik dan seru sehingga menyenangkan dan anak tetap tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan.
Saat berada dirumah tetaplah gunakan kata-kata positif yang dapat membuat anak senang. "Kamu hebat" " Kamu anak baik" dan lain sebagainya. Kalimat yang membangun semangat dan rasa ingin tahu anak akan membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, santun dan lebih percaya diri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H