Aku mencintaimu wahai Shinta. Biarkan aku mempertahankan cintaku hingga Rama benar-benar mampu melampaui kesungguhan cintaku-
Senja tak pernah ingkar. Dia akan selalu hadir menerpa fajar yang terseok sayu bersamaan sambutan rembulan. Kirana sedang menikmati coklat hangat yang datang beberapa menit lalu. Masih di bacanya kisah klasikal Ramayana. Mengabaikan Rama didepannya.Â
Dalam benaknya yang selalu teringat Raga lagi - lagi berkonspirasi menelisik dalam kalimat - kalimat penuh luka.Â
Jika di dunianya Rama adalah Rahwananya yang setia menjaganya meski hatinya terpaut romansa dengan Raga.Â
Sekalipun Rama tak pernah lepas pandangannya dari Kirana. Gadis didepannya ini memang pernah terluka amat dalam. Sama seperti Shinta yang amat kecewa sebab Rama tak kunjung menjemputnya. Beda dengan dirinya (Rama) yang selalu setia mendampingi Kirana sekalipun banyak serpihan bersama Raga. Pria tak beruntung karena menyakiti wanita yang begitu mencintainya.Â
Janji Rahwana yang tak akan melukai Shinta seujung kuku pun benar benar ia pegang.Â
Tidak dengan Raga yang hanya mengumbar prakata.Â
Beda dengan Rama yang setia tak banyak menuntut hanya diam menikmati setiap inci ekspresi didepannya. Ia tak ingin menjanjikan suatu hal apalagi banyak hal. Sebab ia tau kapasitias dirinya.Â
Rahwana begitu mencintai Shinta. Shinta pun tau. Bahkan rakyat  Alengka ikut merasakan cinta sang Rahwana.Â
Sedang Rama yang di damba sibuk dengan semua pikiran buruk akan mereka. Meragu akan Shinta dan terbakar cemburu akan Rahwana.
Rama kini begitu mendamba Kirana hingga ia lupa bahwa Kirana sibuk melupa hingga tak sadar Rahwananya selalu disampingnya .