1. Laa Dharara wa laa dhirara. "Tidak boleh merugikan diri sendiri ataupun orang lain".
2. Ri'ayatul al-dlarurat wa al-haajaat. Â "Memperhatikan keterpaksaan dan kebutuhan".
3. Idza batala syaiun batala maa fi dhimnih. Â "Apabila sesuatu itu batal maka batallah apa yang ada di dalamnya".
4. Al-hakimu biwasiilati hukmun bimqasidi. "Hukum perantara ditetapkan berdasarkan kepada hukum yang di maksud".
5. Laayatimmuttaabarru'u ilaa biiqabdhi. "Tidaklah sempurna 'aqad tabarru'kecuali setelah di serahkan (sebelum di minta sudah di beri). "
6. Al-khorooju bidhomaani. Â "Hak mendapat hasil itu sebagai ganti kerugian (yang di tanggung)."
7. Al-ghurmu bilghurmi. Â "Resiko itu sejalan dengan keuntungan".
8. Attabi'u taabi'un. Â "Pengikut itu mengikuti".
9. Maa hurrima isti'maaluhu hurrima istakhoodzuhu. Â "Apa yang haram digunakan haram pula di dapatkan".
10. Al-ashl fi al-uquud wa syuruut al-ibadah. Â "Hukum dasar segala transaksi dan syarat adalah mubah".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H