Di tengah era modern saat ini, banyak para remaja yang mengalami permasalahan sosial baik dalam lingkup keluarga, sekolah, ataupun pertemanan. Banyak di antara mereka tidak dapat menangani masalah mereka dan merasa khawatir dengan masa depan mereka. Perkembangan zaman yang begitu pesat membuat sebagian besar remaja merasa kesulitan beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang ada. baik dari segi culture, cara bersosial, bahkan tidak bisa dipungkiri banyak dari para remaja yang meiliki rasa ketinggalan dari tren yang tinggi. Yang mana masalah masalah tersebut sering kali mengganggu ke efektifan belajar dari siswa.
Permasalahan remaja pada umumnya muncul di lingkup keluarga maupun sekolah seperti bullying, kesetaraan gender, perencanaan karir, bahkan gangguan mental karena perceraian orang tua yang dampaknya begitu besar terhadap tingkat kestabilan emosi siswa yang  dapat mempengaruhi akademik siswa dan kesejahteraan siswa yang dapat menyebabkan kehancuran hidup siswa di masa yang akan datang. Dalam hal ini, peran Bimbingan dan Konseling sangat penting untuk merangkul dan membantu siswa untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi.
Di dalam dunia pendidikan, Bimbingan dan Konseling (BK) sangat dibutuhkan untuk membantu menangani masalah yang dialami oleh siswa dan menganalisis isu-isu sosial yang sedang terjadi. Terutama pada Sekolah Menengah Atas peran guru BK sangat penting sebagai fasilitator dalam penanganan isu-isu sosial yang beragam dan kompleks. Guru BK dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan nyaman sehingga siswa merasakan suasana menjadi kondusif dan sejahtera sehingga kehidupan siswa selanjutnya lebih terstruktur.
Dalam beberapa kasus dan isu-isu sosial yang biasa terjadi, terdapat banyak teknik yang sudah diterapkan untuk menangani kasus tersebut. Contoh teknik yang digunakan adalah teknik kursi kosong yang diterapkan dalam konseling kelompok dengan mengajak siswa untuk melakukan sebuah drama dimana siswa yang sering menjadi pelaku bullying diberi peran menjadi siswa yang menjadi korban bullying. Teknik ini menghasilkan sebuah output yang positif yaitu dengan penukaran peran dari si pelaku bullying dan korban bullying memberikan dampak kepada pelaku bullying sehingga pelaku merasakan gimana sih yang dirasakan oleh korban bullying. Harapan dengan diterapkannya teknik kursi kosong ini akan menumbuhkan rasa empati dan kesadaran kepada para siswa bahwa sifat bullying akan menimbulkan dampak yang buruk terhadap korban bullying. Baik dari segi mental dan fisik dari korban bullying tersebut.
Adapun teknik konseling yang digunakan untuk mengatasi rasa kurang percaya diri ketika dihadapkan dengan lingkungan yang baru dimana banyak perbedaan yang ditemui oleh siswa terutama perbedaan budaya, hal tersebut dapat ditangani dengan cara menerapkan teknik pendekatan multicultural konseling dengan cara memberikan konseling individu kepada siswa. Pada kasus tertentu, sebelum guru bk melalukan konseling individu biasanya dilakukan sebuah pretest untuk mengetahui siapa saja siswa yang mengalami masalah tidak percaya diri dan kesulitan untuk bersosialisasi dengan siswa lainnya. Siswa yang memiliki skor dibawah 5 akan diajak untuk melakukan konseling individu. Konseling ini dapat dilakukan dengan memberikan beberapa treatment kepada siswa secara bertahap. Treatment pertama siswa diberikan pertanyaan-pertanyaan kompleks sehingga siswa dapat mengungkapkan masalah yang sedang dialami. Setelah dilakukan treatment tersebut, guru bk dapat menganalisis masalah yang sedang dialami oleh siswa yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian treatment ke-dua dimana guru bk memberikan wawasan tentang perbedaan budaya kepada siswa dengan harapan siswa dapat memahami tentang apa saja perbedaan budaya yang ada dilingkungan barunya. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian treatment ke-tiga dengan membekali siswa dengan pemikiran-pemikiran positif tentang perbedaan budaya yang dialami oleh siswa. Setelah semua tahapan treatment tersebut berhasil dilakukan, guru bk dapat menganalisis keberhasilan teknik konseling multicultural dengan memberikan sebuah post test kepada siswa yang bersangkutan untuk mengetahui perasaan siswa setelah dilakukan beberapa treatment pada proses konseling yang diharapkan memiliki output postif tentang pandangan siswa terhadap perbedaan budaya pada lingkungannya.
Adapun kasus tentang isu sosial yang terjadi pada beberapa sekolah menengah atas mengenai perencanaan karir siswa sebagai dampak sosial akibat adanya masalah keluarga khususnya perceraian. Pada isu sosial kali ini teknik yang dapat digunakan untuk menanganinya adalah dengan menerapkan Teknik cognitive restructuring kepada siswa yang mengalami masalah tersebut. Teknik ini dapat dilaksanakan dengan melakukan pengumpulan latar belakang dari siswa yang memiliki masalah keluarga perceraian orang tua. Dari data yang dikumpulkan, siswa yang memiliki latar belakang tersebut akan dilakukan monitoring dengan tujuan menganalisis pola berfikir dari siswa tersebut. Dari hasil analisis yang didapat akan dilakukan konseling secara individu untuk membangkitkan potensi yang ada didalam diri siswa tersebut. Tak hanya itu siswa juga diberikan pemahaman tentang adanya perubahan nasib sehingga dapat mengubah pandangan siswa tersebut bahwasanya perencanaan karir sangat diperlukan untuk memperbaiki masa depan dari siswa tersebut. Setelah itu dapat diakhiri dengan menanamkan pola berfikir yang positif kepada siswa guna mengubah pola piker siswa yang sebelumnya irasional menjadi lebih rasional.
Dari beberapa kasus dan isu-isu sosial yang sudah diberikan beserta contoh teknik konseling yang dapat dilakukan untuk menangani permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran guru bk sangat penting untuk membantu siswa menangani permasalahan yang sedang dialami. Keefektifan peran guru bk dapat dilihat dalam pemilihan teknik konseling yang tepat pada kasus tertentu dan pengaruh teknik tersebut pada kehidupan siswa. Namun, akan lebih efektif apabila guru bk memiliki kerjasama yang baik antara siswa, pihak sekolah, dan orang tua siswa. Dengan adanya bantuan dari guru bk, siswa dapat lebih mudah dalam menghadapi permasalahan yang sedang dialaminya. Adanya artikel ini diharapkan pembaca mengetahui bagaimana peran guru bk dalam menangani permasalahan sosial di sekolah dan mengubah stigma masyarakat tentang guru bk sebagai polisi sekolah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H