Partai local dalam sistem demokrasi dapat dilihat dari dua aspek. Pertama partai local dipandang sebagai instrument masyarakat yang bersifat imperative dan yang kedua melihat partai local sebagai instrument yang bersifat fakultatif.
Pandangan pertama partai local sebagai instrument imperative (partai local harus ada), menyatakan bahwa dalam masyarakat local sangat diperlukan eksistensi dari partai local yang diisi dengan actor-aktor local dan program-program yang mementingkan kepentingan masyarakat di tingkat local. Karena adanya persepsi masyarakat tentang partai nasional dan adanya bukti sejarah, bahwa partai nasional tidak memahami dan tidak menyuarakan aspirasi kepentingan local.
Dalam pandangan imperative partai local dianggap lebih memahami aspirasi masyarakat local dan dimungkinkan adanya artikulasi dan agregasi kepentingan yang lebih jelas. Sesuai dengan prinsip asimetris desentralisasi, masyarakat local tidak hanya perlu didengar aspirasinya bahkan masyarakat local mempunyai hak yang legitimit untuk mempertahankan kekhasan budaya, adat, agama, ekonomi dan etnis. Masyarakat local mempunyai hak yang sama dengan masyarakat nasional. Kekhasan masyarakat itulah yang menjadikan banyaknya perbedaan disuatu Negara, atau yang sering disebut dengan pluralisme. Tetapi dengan adanya perbedaan itu maka demokrasi menjadi ada. Perbedaan itu tidak dilarang sepanjang tidak melanggar kepentingan bersama. Demokrasi dalam suatu Negara menajdi penting, karena adanya perbedaan. Demokrasi menjadi mungkin karena adanya peluang mencari kesamaan (consensus).
Kedua, partai local dipandang sebagai instrumen fakultatif (adanya partai local bukan suatu kewajiban). Kehadiran partai local di samping berpeluang menjadi instrument demokrasi di tingkat local, tetapi pada saat yang sama berpeluang untuk menumbuhkan nilai-nilai primordialisme, yang tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi. Yang dapat memunculkan rasisme, pemberontakan, dan mengurangi rasa persatuan dan nasionalisme. Sehingga partai local dianggap tidak perlu.
Sehingga munculnya partai local menimbulkan akibat yang diametral (akibat yang berlawanan), yaitu di suatu sisi memberikan efek positif bagi masyarakat, dan dilain sisi menimbulkan efek negative bagi tingkat nasional. Memberikan dampak positif karena dengan adanya partai local dapat menyuarakan aspirasi masyarakat, partai local lah yang lebih mengerti kebutuhan dan keinginan masyarakat local. Sedangkan dampak negative dari partai local dikhawatirkan akan memunculkan nilai primordialisme yang dapat mengurangi rasa persatuan dan nasionalisme suatu bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H