Mohon tunggu...
Desy Putri
Desy Putri Mohon Tunggu... Administrasi - Pemerhati Pendidikan

Try to different ways

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mengelola Biaya Kuliah di Jakarta

4 Januari 2020   17:14 Diperbarui: 4 Januari 2020   18:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi : 123rf.com/ lucian milasan

Dalam artikel kali ini, saya ingin membagikan pengalaman pribadi saya selama menjalani proses kuliah di Jakarta. Masa kuliah merupakan kesempatan pertama kali bagi saya untuk tinggal pisah dengan orang tua. Orang tua saya berdomisili di Bogor, namun karena jadwal kegiatan perkuliahan yang cukup padat, sehingga tidak memungkinkan bagi saya untuk pulang pergi selama perkuliahan. Saya berkuliah di Jakarta, di salah satu kampus ternama di Jakarta, kota metropolitan yang ada saat ini.

Sebagai pengalaman pertama saya tinggal terpisah dari orang tua, maka salah satu hal yang harus saya pelajari ada cara untuk mengelola keuangan. Pada saat itu orang tua saya memberikan bekal untuk biaya hidup sehari-hari saya per bulan. Karena itu, uang yang saya dapatkan harus saya atur sehingga cukup  kebutuhan saya hingga akhir bulan. Terdapat beberapa pengeluaran rutin selama saya mengenyam kuliah di Jakarta, yaitu pengeluaran untuk biaya kos, makan sehari-hari, transportasi dari kos ke Kampus, kemudian untuk tugas-tugas kuliah.

Berikut ini tips yang dapat saya bagikan terkait dengan biaya kuliah yang pernah saya terapkan selama saya berkuliah.

  • Tentukan prioritas pengeluaran di awal bulan, sehingga uang yang didapatkan harus disisihkan terlebih dahulu untuk pengeluaran-pengeluaran yang prioritas tersebut. Salah satu prioritas dalam pengeluaran saya adalah biaya kos dan makan sehari-hari. Untuk biaya kos sudah tetap setiap bulannya, sedangkan untuk biaya makan inilah yang berubah-ubah. Saya harus belajar untuk memperkirakan biaya makan setiap bulannya.
  • Biaya di luar prioritas tetap harus diatur nilai maksimalnya. Terkadang biaya diluar dari  pengeluaran prioritas mengambil proporsi lebih besar. Karena itu, biaya ini tetap harus diatur nilai maksimalnya. Salah satunya adalah biaya fotokopi buku atau lembar kerja tugas kuliah.
  • Tetap sisihkan 10% - 20% dari uang yang diterima untuk tabungan atau sebagai uang pegangan untuk kebutuhan tidak terduga. Hal ini saya rasakan terutama ketika dalam keadaan sakit dan harus masuk ke RS. Karena itulah kita harus tetap memiliki tabungan untuk biaya tidak terduga.

Sekian tips yang dapat saya bagikan terkait pengaturan biaya kuliah yang pernah saya terapkan selama saya berkuliah di Jakarta.

123rf-comlucian-milasan-5e1071e9097f364ddf302cd3.jpg
123rf-comlucian-milasan-5e1071e9097f364ddf302cd3.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun