Mohon tunggu...
Desyanti Setyaningrum
Desyanti Setyaningrum Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Jawa di SMA Negeri 3 Boyolali

Saya adalah seorang guru di salah satu Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Boyolali dan mengajar mata pelajaran Bahasa Jawa. Saya berumur 31 Tahun senang sekali membahas mengenai perkembangan dunia pendidikan khususnya yang terkait dengan mata pelajaran saya yaitu Bahasa Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Pitutur Luhur Pada Serat Wedhatama dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

19 Mei 2023   08:30 Diperbarui: 19 Mei 2023   08:58 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Problem based learning adalah model pembelajaran berbasis masalah, yaitu suatu pendekatan yang di dalamnya terdapat serangkaian pembelajaran yang prosesnya dimulai dari adanya permasalah kemudian dipelajari untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan. Ciri khas dari problem based learning adalah melibatkan adanya instruktur atau pendidik dalam setiap penerapannya.

Model pembelajaran problem based learning awalnya dikenalkan oleh Howard Burrows, dokter yang dikenal sebagai pendidik di bidang kesehatan pada era 60-an. Promblem based learning (PBL) dikemukakan dalam kerangka program medis di Universitas McMaster, Kanada.

Adapun pengertian lainnya, merujuk dari Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (2020), problem based learning adalah metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang dimiliki, serta menghubungkannya dengan permasalahan belajar yang diberikan guru.

Dengan kata lain, pembelajaran bisa melakukan pendekatan siswa analisis dan evaluasi pada masalah yang harus dihadapi. Mereka akan dilatih untuk menyelesaikan masalah serta mendapatkan pengetahuan dari pengalaman tersebut.

Model pembelajaran ini bisa diterapkan pada materi Serat Wedhatama Pupuh Gambuh bagi siswa kelas XI. Seiring dengan perkembangan zaman dan banyak kebudayaan luar negeri yang masuk, menyebabkan peserta didik lebih menguasai lagu luar negeri daripada lagu tradisional seperti tembang macapat. Padahal kenyataanya tembang macapat mempunyai makna dan amanat yang sangat luhur untuk kehidupan. Nama-nama tembang Macapat dari Maskumambang hingga Pocung mempunyai filosofi yang unik yaitu mengenai kehidupan manusia dari sebelum lahir hingga meninggal.

Kurangya minat peserta didik dalam pembelajaran Serat Wedhatama Pupuh Gambuh harus diimbangi dengan model pembelajaran yang sesuai. Model Problem Based Learning mampu menumbuhkan minat siswa untuk menganalisis dan mengevaluasi isi pada Serat Wedhatama Pupuh Gambuh. Di awal Guru memulai pembelajaran dengan memberikan pretest yang berhubungan dengan Serat Wedhatama Pupuh Gambuh, setelah itu guru memberikan suatu masalah yang terdapat pada beberapa bait tembang Gambuh, misalnya mencari arti kata-kata yang sukar pada bait, mencari arti setiap baris pada bait, dan memparafrasekannya. Peserta didik akan berdiskusi dengan kelomponya yang dibimbing oleh guru sebagai fasilitator. Dengan begitu peserta didik tidak akan bosan dengan kegiatan pembelajaran, karena mereka dituntut aktif dengan berdiskusi, menyajikan masalah yang telah dicari jalan keluar, dan merefleksikannya.

Penulis berupaya melakukan model Problem Based Learning pada pembelajaran Serat Wedhatama Pupuh Gambuh agar generasi muda juga ikut andil dalam melesatarikan kebudayaan khusunya di kebudayaan Jawa. Karena jika generasi muda tidak ikut melestarikan, maka semakin laa kebudayaan ini akan hilang. Terlebih seperti tembang Macapat termasuk kebudayaan yang edi peni penuh akan nilai-nilai moral kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun