Bagi beberapa orang pasti seneng kalau kulitnya putih, apalagi perempuan. Kayaknya kalau wanita berkulit putih itu telah menjadi kebanggaan. Sampai-sampai yang kulitnya gelap ataupun berwarna cokelat sawo matang gitu pengen banget memutihkan kulitnya. Berbagai macam cara ditempuh. Banyak kan yang saking pingin putih jadi pake cream pemutih wajah, tapi malah hasilnya muka sama leher warnanya "njomplang", atau wajah dengan tangan warnanya beda.
Kenapa bisa begini? yaa nggak munafik sih kalaupun saya punya kulih yang putih cemerlang seperti bintang pasti juga bahagia :'p. Faktor iklan yang selalu mempromosikan kosmetik pemutih dengan menggandeng artis-artis sepertinya juga berpengaruh. Kan ada juga tuh iklan yang menyajikan kalau perempuan berkulit gelap itu kurang menarik gitu dan jadi nggak PD. Dan itu banyak sekali iklan yang menawarkan pemutih kulit. Ya memang iklan dibuat sebaik mungkin untuk menarik konsumennya agar membeli produknya.
Saking ada yang pengen banget cepet putih, segala carapun dilakukan tanpa mempedulikan efek sampingnya. Dari suntik vitamin atau suntik apapun yang bisa bikin kulit putih secara express, padahal kadang ada juga yang obat suntiknya berbahaya, bisa menyebabakan kanker kulit. Duh...gawat banget kan?
Kalau saya sih nggak nyalahin iklannya ataupun orang yang memutuskan untuk memutihkan kulitnya. Namanya manusia kan selalu ingin yang terbaik pada dirinya, biar terlihat menarik. Tapi alangkah bijaknya kalau sebelum memutuskan tindakan, dipikir akibat jangka pendek maupun jangka panjangnya agar tak sesal kemudian. Lagian berkulit gelap atau cokelat sawo matang itu bukanlah kekurangan. Malah kalau menurut saya itu lebih eksotis *bagi yang memang sudah putih dari lahir ya disyukuri*. Kan nggak sedikit juga orang yang sudah putih dari lahir tapi di tanning juga kulitnya. Nah itulah sifat manusia yang banyak keinginan *saya juga gitu sih*.
Dan menurut saya yang terpenting bukanlah warna kulitnya, tapi kualitas kulit itu sendiri, yang penting bersih, dan sehat. Walaupun kulit gelap tapi kalau bersih dan sehat kan seneng juga. Jadi, kenapa harus "putih" kalau "cokelat" itu eksotis?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H