Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diriku dan Hujan

21 Januari 2024   05:51 Diperbarui: 21 Januari 2024   06:09 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan sebatas lamunan
Kala hujan hampiriku dalam kesendirian
Kukira rintik, rupanya airmata yang jatuh
Tersamar isak yang tak terdengar di kesunyian

Benakku mencoba kuat
Sekalipun isi kepalaku ramai sekali
Ada luka yang berteriak perih mencoba berlari
Dan aku sendiri di antara keramaian yang tuli

Semesta menjadi saksi
Merangkum duka dalam isakan doaku kepadaNya
Sebab hati lelah mengingkari
Tuk' sekian waktu mati suri

Aku lelah mencipta bahagia
Hingga titik tak' kukenali arti dan rasa
Kecuali wujudkan mimpi mereka
Bagiku kini sangat melelahkan raga

Namun rintik hujan teduhkanku
Seperti lantunan yang menghapus amarah
Mengurai kisah satu demi satu
Airmataku menetes hancur

Di kesendirian dan sunyi kini
Hujan dan rintiknya t'lah menjadi saksi
Syukurku kepada Sang Ilahi
Tuk' semua kisah hidupku hingga hari ini

Jakarta, 21 Januari 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun