Hari Musik Nasional diperingati setiap tanggal 9 Maret, yang bertepatan dengan lahirnya Wage Rudolf Soepratman yang kita kenal sebagai pencipta lagu Indonesia Raya. Â Harapannya dengan adanya peringatan Hari Musik Nasional maka masyarakat Indonesia akan lebih menyukai karya yang dihasilkan oleh musisi Indonesia serta instrumen dan warisan musik khas bangsa.
Adapun musik berasal dari bahasa Yunani, yaitu 'mousike' yang diambil dari nama dewa yang terkenal dalam mitologi Yunani Kuno, yakni Mousa. Â Khusus di Indonesia tidak diketahui pasti kapan terbentuknya identitas musik di negeri ini. Â Namun terbukti musik dapat dikatakan sebagai bahasa universal. Â Di mana musik sebagai media ekspresi mudah diterima dan dapat mempersatukan segala lapisan.
Terlepas dari fakta bahwa di Indonesia sendiri memiliki ribuan jenis musik tradisional. Â Tidak dapat dipungkiri Indonesia kaya akan tradisi, dan setiap suku-sukunya memiliki budaya dan seninya sendiri. Â Ini artinya Indonesia memiliki ribuan jenis musik tradisi. Â Beberapa contoh alat musik dengan kekhasannya tersendiri adalah, gamelan, angklung, sasando, talempong, rebab dan masih banyak lagi.
Menyedihkannya, seolah tergeser dengan kehadiran musik mancanegara. Â Musik tradisional umumnya hanya terdengar atau diperdengarkan saat kegiatan adat saja. Â
Padahal suara yang dihasilkan dari alat musik tradisional memiliki jiwa yang berbeda. Â Sebagai contohnya, ketika kita mengunjungi Jawa Barat misalnya, siapa yang tidak hanyut mendengar alunan suling? Â Alat musik bambu yang sederhana dengan lima tangga nada, yakni meliputi nada: 1(da); 2 (mi); 3(na); 4(ti); 5(la), dan dimainkan dengan cara meniupnya. Â Tetapi kita seperti terbawa dalam suasana pedesaan dibuatnya.
Seperti halnya belakangan ini kita tetiba hanyut mendengarkan sape yang merupakan alat musik tradisional Kalimantan Timur. Â Terbuat dari kayu, dan dimainkan dengan cara dipetik. Â Tetapi luarbiasanya kita terhipnotis dengan keromatisan pada lagu Asmalibrasi - Soegi Bornean. Â Apalagi lagu ini dibawakan dengan ciri yang berbeda oleh penyanyinya berdarah Dayak, lengkap dengan gaya etnik yang Indonesia sekali.
Adapun mengenai Seogi Bornean adalah band indie asal Semarang yang terbentuk pada April 2019. Â Beranggotakan 3 orang, yaitu: yakni Fanny Soegi (vocal), Damar Komar (gitar), dan Aditya Ilyas (gitar). Â Sedangkan pemakaian nama Soegi diambil dalam kata bahasa Jawa yakni 'sugih' yang berarti kaya.
Menariknya, sebab tidak hanya Asmalibrasi tetapi karya Seogi Bornean kerap meramu etnik Jawa dan Kalimantan sebagai nyawa pada lagu, dan nyatanya mencuri hati penikmat musik khususnya di tanah air.
Asmalibrasi
Asmara telah terkalibrasi frekuensi yang sama
Saatnya 'tuk mengikat janji merangkum indahnya