Dari Labuan Bajo, Johnny Plate Menteri Komunikasi dan Informatika optimis di 2024 Indonesia siap menjadi pusat digital di Asia Tenggara jika memiliki fondasi infrastruktur digital yang memadai.
 "Kita mempersiapkan infrastrukturnya dengan baik, sehingga di akhir kabinet ini (2024), fondasi-fondasi infrastruktur digital itu sudah disiapkan dengan baik sehingga kita bisa berkembang dan menjadi hub digital di ASEAN," ujarnya usai membuka Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital G20 atau 3rd Digital Economy Working Group (DEWG) Meeting G20 di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (20/7/2022).  Dikutip dari: kominfo.go.id
Ehhmmm.....kira-kira bagaimana pendapat kita, atau kita menganggap Johnny Plate sedang berhalusinasi? Â Kalau itu ada di benak kita, itu artinya piknik kita kurang jauh! Â Padahal guyonan "internet cepat buat apa" itu nendang banget! Â Anggap saja itu cermin ketika kita melihat kondisi Indonesia saat ini. Â Hahah...kira-kira memang buat apa?
Lihat saja saat ini, nyaris seluruh kehidupan kita melibatkan internet. Â Anak sekolah saja, untuk mencari informasi lebih suka bertanya di Google ketimbang membuka buku! Â Kemudian, apa sih saat ini yang tidak bisa dibisniskan lewat WhatsApp. Â Kondisi ini tidak hanya di kota, di pelosok sekalipun semua serba digital. Â Hingga sanggup menggerakan generasi muda untuk pulang bertani, menjadi petani digital ketimbang kerja di kota.
Pastinya, sepak terjang Kominfo mempersiapkan Indonesia memasuki era digital tidak cukup dengan mantera Simsalabim atau Abrakadabra! Â Tetapi pembangunan infrastruktur digital dilakukan oleh Kominfo dengan sungguh-sungguh. Â
Bahkan pandemi tak membuat Kominfo surut langkah untuk terus lanjut. Â Catat yah, tidak saja infrastruktur digital hulu yang dibangun, tapi juga mendorong agar infrastruktur hilir digital dikembangkan dengan kesungguhan.
Pembangunan yang dimaksud meliputi:
- Jaringan tulang punggung yang di darat dan di dasar laut, pembangunan middle mile berupa microwave link dan fiber link.
- Peluncuran dua satelit terbesar, yaitu Satria-1 dan Hot Backup Satellite berkapasitas total sebesar 300 Gbps.
- Pembangunan base transceiver station yang merata di seluruh wilayah Tanah Air, termasuk di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar).
- Pembangunan digital talent atau sumber daya manusia
- Meningkatkan kecakapan dan literasi digital
- Pembangunan pusat data nasional berbasis komputasi awan (cloud)
Bagi yang tidak mengetahui, ternyata Indonesia memiliki potensi ekonomi digital sebesar US$ 315 miliar atau setara Rp 4.720,12 triliun pada 2030. Â Angka ini setara dengan 42% ekonomi digital di Asia Tenggara. Â Ekonomi digital inilah yang telah menyelamatkan Indonesia dari keterpurukan akibat pandemi.
Tidak percaya, itu jadul banget! Â Buktinya, lihat saja kemunculan beberapa perusahan rintisan starup. Â Tidak usah muluk-muluk, lihat juga beberapa industri rumah tangga. Â Bahkan warung nasi saja sekarang sudah digital dengan bergabung di layanan Gofood atau Grabfood misalnya.
Kesemuanya ini sejalan dengan amanat Presiden Jokowi dan dijalankan dengan  tanggungjawab oleh Kominfo.  Bahwa, pastinya pengembangan infrastruktur digital harus menyeluruh di semua wilayah.  Sehingga, tidak perlu menjawab dengan keraguan apakah Indonesia bisa menjadi pusat digital Asia Tenggara di 2024. Â