Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Stop! Kejahatan Virtual, Jangan Asal Menjawab Telepon

7 Februari 2022   00:49 Diperbarui: 7 Februari 2022   00:58 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
makassar.tribunnews.com

Kominfo mengingatkan tentang maraknya modus pemerasan lewat panggilan video (scam) belakangan ini.  Lumrah, kemajuan teknologi dibarengi juga dengan meningkatnya kemajuan tindak kejahatan.  Adapun kali ini modus kejahatan yang dilakukan pelaku, memeras korban lewat panggilan video.

"Semakin majunya teknologi, makin banyak pula kejahatan yang akan menghantui. Salah satunya, modus pemerasan lewat panggilan video," tulis Kemenkominfo.  Dikutip dari: techno.okezone.com

Selama ada dunia, maka kejahatan akan selalu.  Persisnya, dimana ada kesempatan.  Maka akan selalu ada kejahatan.  Buktinya di era digital dimana teknologi semakin canggih, kejahatan virtual pun sekarang ada!

Inilah pentingnya manusia berhati-hati dan menggunakan akal sehat dalam berprilaku.  Bahkan di era canggih sekalipun.  Sebagai contohnya dalam hal ini, jangan asal menjawab panggilan telepon dari nomor yang tidak dikenal.

Modus pemerasan lewat panggilan video memiliki alur yang terbilang rapih. Pertama, pelaku melakukan panggilan video ke korban.  Kemudian, setelah diangkat, pelaku akan melakukan tindakan asusial seperti bertelanjang.

Dikutip dari pikiranrakyat.com inilah alur scam video call:

  1. Pelaku akan melakukan panggilan video call pada korban.
  2. Pada saat diangkat, pelaku akan menunjukkan tindakan tidak senonoh.
  3. Jika korban menampakkan wajahnya, pelaku akan dengan cepat mengambil screenshot.
  4. Pelaku akan memanfaatkan screenshot wajah anda sebagai alat ancaman, dan untuk memaksa korban mengirimkan uang (tindak pemerasan).

Ini mengerikan karena kita dibuat menjadi "sapi perahan" pelaku untuk mendapatkan sejumlah rupiah.  Sementara kita tersudut tidak berdaya karena faktanya pelaku mempunya foto wajah kita.

Lalu, mungkin sebagian dari kita  bertanya-tanya, "Duhh...kok jadi ribet.  Bagaimana dong jika kita ingin menghubungi kali pertama nomor seorang teman?"  Jawabannya, sederhana saja kok, cukup dengan menggunakan etika berlelepon.  Mencoba menghubungi, dan jika tidak dijawab bisa dengan via WA. 

Namun terkadang kemajuan zaman menghilangkan etika.  Sehingga lupa bahwa bertelepon pun ada aturan tak tertulisnya.  Sama halnya dengan komunikasi sehari-hari, kali pertama bertemu ataupun mengenal orang.

Berikut etika berkomunikasi via telepon adalah:

  • Mengucapkan salam, misalnya selamat pagi.
  • Jangan menanyakan "Siapa ini?" pada penerima telepon
  • Sebutkan identitas diri
  • Tidak berbicara keras-keras
  • Pikirkan topik/ tujuan menghubungi
  • Tidak memotong pembicaraan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun