Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tahan! Jangan Share Foto dan Video Korban Kecelakaan di Medsos

5 November 2021   03:00 Diperbarui: 6 November 2021   04:31 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.sooperboy.com/

Kabar duka datang dari selebritas tanah air.  Artis Vanesa Angel beserta suaminya, Bibi Ardiansyah meninggal dunia dalam kecelakaan di Tol Jombang, Jawa Timur. Kemudian, sekejap warganet dan dunia maya diramaikan dengan unggahan foto kecelakaan atau korban di media sosial, dan lewat layanan pesan instan, WhatsApp.

Betapa mirisnya era digital dan era banjir informasi justru membuat kita kehilangan empati, etika dan akal sehat untuk memfilter antara pantas dan tidak pantas.  Terbukti dengan begitu cepatnya informasi bergulir, dan gambar-gambar korban kecelakaan, bencana atau pun gambar sadis yang mengandung kekerasan dengan mudahnya dibagikan dan masuk ke gadget kita. 

Di dalam musibah yang dialami Vanesa sekilas, mungkin netizen bermaksud baik.  Saling membagi informasi, dan bisa juga diartikan untuk mengingatkan agar lebih berhati-hati.  Namun, justru tindakan ini mengabaikan dan semakin melukai keluarga yang sedang berduka.  Inilah yang harusnya dipikirkan, bahwa tidak ada seorangpun yang siap kehilangan.

Bukankah seharusnya kita bijak mempertimbangkan dampak trauma pada keluarga dan orang lain yang melihatnya?  Apalagi jika ditampilkan dengan kondisi menyedihkan, (maaf) kondisi berdarah ataupun luka parah.  Sehingga artinya penyebaran konten musibah dan kecelakaan berupa video dan foto korban seharusnya tidak dilakukan dengan alasan apapun.  Sama sekali tidak ada pembenaran untuk hal ini.

Sederhana saja, ini semata bagaimana kita bisa berempati.  Namun, baiklah mungkin beberapa faktor di bawah ini bisa dipertimbangkan, yaitu:

  1. Menghargai korban yang meninggal
  2. Tidak ada gunanya membagikan foto jenazah korban.  Bayangkan jika musibah ini terjadi pada keluarga kita, bagaimana perasaan kita?
  3. Melanggar hukum karena menyebarkan foto korban tanpa izin
  4. Foto dapat disalahgunakan oleh oknum tidak bertanggungjawab

Kita tidak bisa mengingkari kemajuan zaman.  Tetapi, kehadiran internet dan kemajuan pesat era digitalisasi harus juga dibarengi dengan kedewasaan menggunakan ruang digital, atau lebih tepatnya sejauh mana kita memahami literasi digital.  Bahwa kemajuan zaman tidak menjadikan kita kehilangan nurani.

Ada cara lain untuk kita membagikan informasi mengenai bencana, ataupun musibah.  Cukup dengan memberitakan kabarnya saja, tanpa harus menyertakan gambar dan videonya.  Sekalipun untuk alasan "tertentu" gambar ditampilkan tapi haruslah dengan diblur/ disamarkan.

Mengambil contoh musibah yang dialami Vanesa dan Bibi, dimana anak mereka Gala Sky selamat.  Betapa tidak adil bagi Gala jika di masa depannya nanti mendapati video ataupun foto kondisi kecelakaan orang tuanya bertebaran di media sosial.

Inilah yang harus dipikirkan dengan matang di era serba digital saat ini.  Kemajuan zaman, jangan menjadikan kita kehilangan sisi manusiawi.  Sekaligus pelajaran pentingnya, bahwa kewajiban kita untuk menjaga ruang digital Indonesia agar bersih, sehat, beretika, dan produktif.

Jakarta, 5 November 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun