Mengenalkan anak kepada makanan pendamping selain ASI (MPASI) tidak mudah. Â Kebanyakan anak cenderung menolak. Â Mereka umumnya sudah nyaman selama ini tinggal "glek" minum ASI ataupun susu formula.Â
Padahal pemberian MPASI sangatlah penting agar anak tidak mengalami gagal tumbuh. Â Itulah sebabnya selambat-lambatnya usia 6-9 bulan menjadi fase kritis saat anak dikenalkan dengan nutrisi beragam, dan mengenalkan anak belajar mengunyah dan menelan.
Adapun pemberian MPASI memiliki 4 prinsip dasar, yaitu:
- Tepat waktu
Disini sekurang-kurangnya usia anak 6 bulan, atau ketika anak terlihat mengalami kenaikan berat badan (BB) yang kurang baik. Â Maka bisa dikonsultasikan dengan dokter untuk mulai dikenalkan MPASI. Â Ada kemungkinan ASI sang ibu sudah tidak memberikan nutrisi yang cukup. - Cukup
Pemberian MPASI harus memenuhi asupan gizi yang cukup, yaitu mengandung energi, protein, zat besi, dan zinc. Â Ini dapat dipenuhi jika MPASI yang diberikan bervariasi dan mencukupi sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, serta mikronutrien. - Aman dan higienis
Memastikan mempersiapkan MPASI yang hiegienis, baik ketika menyimpannya atau mempersiapkannya. - Diberikan dengan cara yang tepat (properly fed)
Kenalkan anak dengan tekstur makanan yang halus, dan seiring usia semakin padat. Â Kemudian, ciptakan suasana makan yang menyenangkan. Â Terapkan disiplin dalam pemberian MPASI secara terjadwal dan teratur, yaitu tiga kali makanan utama dan dua kali makanan kecil di antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih dari 30 menit.
Diketahui plasenta adalah perantara seorang anak makan ketika dalam kandungan ibunya. Â Tetapi ketika lahir, anak harus belajar makan. Â Mengawalinya dengan minum ASI ataupun susu formula. Â Tetapi ini tidak bisa terus berlangsung karena didalam pertumbuhannya, MPASI tidak hanya untuk memberikan nutrisi tambahan. Â Tetapi juga mengenai ketrampilan mengunyah dan menelan yang harus dimiliki anak. Â Jika terlambat atau abai maka anak akan mengalami kesulitan makan seiring tumbuh kembangnya. Â Sebab tidak dibiasa sejak kecil, ataupun tidak dikenalkan dengan berbagai varian nutrisi makanan.
Inilah alasannya MPASI penting bagi anak, yaitu:
- Memberikan tambahan nutrisi dari berbagai sumber, baik sayur, buah, hewani dan nabati
- Mengenalkan berbagai varian rasa dan tekstur makanan yang akan terekam di alam bawah sadarnya
- Melatih kemampuan fungsi oromotor (oral motor), dimana sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut, termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir, dan pipi saling berkoordinasi. Â Tidak hanya merangsang pertumbuhan gigi, tetapi juga anak mulai dikenalkan kegiatan makan, dimulai dari menghisap, menelan, menggigit, dan mengunyah.
- Melatih motorik tangan ketika seiring waktu mulai belajar memegang biskuit misalnya, ataupun belajar makan sendiri dengan alat makannya.
- Mengajarkan kemandirian dan disiplin, sebab makan sudah menjadi kebiasaannya tanpa perlu rasa terintimidasi.
Menariknya disini, sebab tanpa kita sadari sikap abai mengenalkan MPASI kepada anak saat usia kritis 6-9 bulan akan berakibat anak sulit makan nantinya. Â Sebagai contohnya, di beberapa kasus anak susah makan, dan memilih susu sebagai gantinya. Â Bahkan ada anak diatas usia 1 tahun yang masih terbiasa makanannya diblender. Â Tentunya ini tidak baik bagi tumbuh kembang anak nantinya.
Kesimpulannya pemberian MPASI tidak semata penting untuk menambah nutrisi anak, dan mengenalkan varian rasa pada memori anak. Â Tetapi juga mengajarkan anak untuk mandiri makan, sebab penting bagi perkembangan motoriknya dan tumbuh kembangnya.