Inilah yang membuatku bertekad mengajarkan kemandirian kepada kedua anakku, lewat pembagian tugas urusan pekerjaan rumah tangga. Â Dimulai dari membersihkan kamar setiap bangun pagi awalnya, lalu lanjut aku mengajari cara menyapu ketika itu.
Ehhhmmm.... bagaimana dengan urusan dapur, dan aku emaknya ini ngapain dong?
Heheh...urusan dapur alias memasak adalah tanggungjawabku. Â Tetapi uniknya untuk mempersiapkan bumbu, mengiris bawang atau mungkin membuat sambel goreng misalnya, maka ini bagian anak-anakku. Â Mereka aku bebaskan memilih mau mengupas, mengiris bawang, atau mau memetik sayuran? Â Tidak jarang entah putriku atau putraku, mereka pun ikut membantu goreng menggoreng.
Kebiasaan terjun di dapur ini bermula dari hobiku yang suka memasak. Â Akhirnya menular menjadi keingintahuan anak-anak. Â Sedikit demi sedikit aku mulai melibatkan mereka memasak nasi, membuat kue ataupun saat memasak lauk. Â .Sehingga akhirnya seiring waktu, mereka menikmati suasana di dapur. Â Tidak jarang tanpa sepengetahuanku keduanya sibuk meracik menu "nyontek" di youtube dengan modifikasi ala mereka.
Singkat cerita, pembagian tugas urusan pekerjaan rumah tangga bukan momok bagiku, meskipun tidak berarti mulus-mulus saja.
Berlahan tapi pasti, dan seiring waktu anak-anak mengerti tanggungjawabnya. Â Sehingga tugasku sebagai emaknya pun semakin ringan. Â Aku tidak lagi seperti dulu puyeng melihat isi rumah seperti kapal meledak.
Satu yang pasti ketika menanamkan tanggungjawab akan pekerjaan rumah tangga, maka lakukanlah tanpa menggurui, mengancam atau membandingkan anak dengan diri kita.
Aku memilih menjadikan anak-anakku sebagai partner, atau teman kerja agar rumah yang kami diami bersama bisa tertata rapi, dan seisi rumah juga bahagia.
Jakarta, 13 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H