Mampir menemui diaryku setelah lama aku tak bercerita. Â Tetapi, kali ini aku ingin berbagi seru tentang masa sekolah. Â Bingung mau memulai dari mana, karena semuanya seru. Â
Maklum, masa sekolahku berpindah dari satu provinsi ke provinsi lain mengikuti bapak yang dimutasi. Â Bahkan aku pernah bersekolah di sekolah yang muridnya perempuan semua. Â
Kebayang dong, serunya kami ketika bertemu dengan lawan jenis. Â Hahaha...malu-maluin memang. Â Inilah yang mungkin kejadian dengan diriku ketika pindah ke Kalimantan saat usia SMP semester akhir.
Serunya aku sebagai murid baru, dan langsung berbaur dengan cepat. Â Kemudian, lanjut diterima di sebuah SMA favorit di Kota Balikpapan berkat kesaktian nilaiku yang mulus. Â
Bangga, so pasti! Â Tiga sahabatku cowok dari SMP sama juga diterima di SMA tersebut. Â Kami yang dulu di SMP dikenal "agak" bandel, tetapi terbukti sakti. Â Hahaha...
Begini, kami ini berlima, dan katakanlah mereka gengku ketika di SMP. Â Tetapi, seorang lagi pindah ke Jakarta. Â Horornya, aku satu-satunya cewek diantara mereka. Â Penasaran, apakah aku tomboy?
Enggak tuh, karena aku bisa dikatakan perempuan banget. Â Pembedanya, aku super cuek dan tidak baperan. Â Hahah...iya, prinsipku tidak peduli orang mau ngomongin apapun terserah. Â
Bagiku, apapun yang aku lakukan adalah dengan tanggungjawab. Â Istilahnya, berani berbuat, berani bertanggungjawab. Â Begitulah bapak dulu membesarkanku, yang dinamainya "kebebasan yang bertanggungjawab."
Maka di SMA kami berempat terpisah kelas. Â Seingatku, aku sekelas dengan Niko, sedangkan Pieter dan Engelson mereka juga sekelas. Â
Yup, aku memang sangat mengingat nama mereka karena banyak cerita seru ketika di SMP. Â Salah satunya, hobi tawuran di SMP, dan aku ibarat tiang doa untuk mereka. Â "Kamu pulang saja, dan doakan sekolah kita menang."