Mohon tunggu...
Desy Pangapuli
Desy Pangapuli Mohon Tunggu... Penulis - Be grateful and cheerful

Penulis lepas yang suka berpetualang

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Wajah Duka

17 Maret 2021   23:56 Diperbarui: 18 Maret 2021   00:06 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.liputan6.com/

Di terik sengit matahari.  Di deru diantara debu menggigit.  Berlalu kendaraan mewah menggenggam asa.  Berpapas acuh manusia kota berbeban lelah di pundak.

Pekak sirene menghentak telinga.  Berpacu kencang mengejar waktu.  Diselimuti tangis, dan nyawa di ujung tanduk.  Tersungkur, menjerit rintih hati manusia.

Kemana angan dan harapan.  Mati kini kota diselimuti ngeri.   Wajah duka silih berganti.  Melayang mimpi terampas pandemi.  Terhapus senyum, terkubur bahagia. 

Jakarta, 17 Maret 2021

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun