Buat sebagian orang mungkin hewan hanyalah makhluk hidup lainnya. Â Tetapi tidak untuk aku, karena menurutku memelihara hewan seperti memiliki teman atau sahabat. Â Â
Setidaknya itulah pengalamanku yang pernah merasakan mempunyai teman, dan sahabat berbagi seekor gukguk. Â Tetapi bukan berarti aku nggak punya teman manusia yah, aku juga punya teman dan itu banyak loh. Â Tetapi yah beda saja, mungkin karena hewan persahabatannya lebih tulus. Â Beda dengan manusia, yang sering ada udang dibalik bakwan. Â Heheh...
Pertama kali jatuh hati pada hewan saat tinggal di Kalimantan. Â Ketika itu seorang teman bapak memberikan seekor bayi anjing berjenis Maltese. Â Berhubung warnanya putih, kami menamainya Whitty.
Oiya, aku mengatakan bayi, itu memang benaran bayi loh! Â Masih butuh menyusui, dan disinilah awal kami jatuh hati! Â Bergantian memberikan susu lewat pipet, dan merawatnya seperti mengurus bayi! Â Heheh...padahal aku dan adek-adek ketika itu masih bocah. Â Jadi, yah seperti mengurus adek bungsu mungkin.
Singkat cerita Whitty menjadi bagian dari keluarga kami. Â Badannya bulat, dan doyan susunya kebangetan. Â Heheh... Hingga satu hari bapak dimutasi ke Jakarta. Â
Nggak ada masalah dengan pindah, tapi bagaimana Whitty? Â Awalnya memilih mengembalikan Whitty kepada si Om yang dulu memberikan kepada kami. Â Itu pasti jauh lebih baik karena Whitty akan terawat. Â Tetapi, ternyata nggak segampang itu! Â Kami terlanjur mencintai Whitty.
Mungkin sebagian orang menganggap hewan yah hewan, tau apa sih dia. Â Kenyataannya bukan hanya aku dan adek-adek yang berat, tetapi juga Whitty. Â Dia tahu banget saat kami sekeluarga bersiap mengemasi barang-barang pindah.
Aku ingat, beberapa kali mendapati ekornya lunglai, dengan wajahnya yang sedih, dan percayalah aku juga pernah melihat airmatanya. Â Bulu-bulu Whitty yang putih cerah itu pun terlihat mulai kurang bersinar. Â Inilah yang membuat aku bertekad membawanya pindah bersama kami ke Jakarta. Â
Bapak bilang begini ketika itu, "Kalau memang mau dibawa, uruslah." Â Singkat cerita aku mengurus persyaratannya, semua tahapan aku ikuti. Â Mulai dari karantina hingga pengaturan di penerbangan, aku urus sendiri! Â Heheh....padahal aku masih terbilang bocah ketika itu.
Itulah sekilas tentang Whitty yang akhirnya ikut pindah bersama kami. Â Aku ingat banget saat pertama melihatnya keluar bersama bagasi barang. Ekornya berkibas-kibas, loncat-loncat nggak karuan di dalam kandangnya itu. Â Tapi dia tahu diri, nggak menggonggong loh ketika itu.