Sekali-sekali mencoba melihat hujan sebagai berkat. Â Meski untuk kebanyakan warga Jakarta khususnya sulit sekali untuk menghindar dari banjir di saat musim penghujan. Â Meminjam kenangan di awal 2020 tahun lalu ketika Jakarta tenggelam dibuat hujan. Â Ehhhmmm...tetapi apakah memang gara-gara hujan, Jakarta tenggelam? Â Jangan-jangan karena ulah manusia yang selama ini acuh, dan seenak hati sendiri membuang sampah.
Bukan rahasia lagi, kurangnya kesadaran warga Jakarta terhadap kebersihan adalah pemicu utamanya. Â Boro-boro menjaga kebersihan atau lingkungan Kota Jakarta. Â Lha, menjaga kebersihan diri sendiri saja sulit. Â Hal seperti ini belum menjadi skala prioritas atau belum menjadi karakter masyarakat kita. Â Urusan perutlah yang masih diprioritaskan, ketimbang kebersihan lingkungan.
Nggak heran, masih banyak saudara kita memaksakan diri tinggal di bantaran kali. Â Mimpi tinggal nyaman di kota besar dipaksakan banget, meski harus hidup menyedihkan dan mencari nafkah jadi apa saja. Â Ujungnya berhimpitan hidup di bantaran kali atau sungai. Â Lalu, kita akan melihat kali atau sungai menjadi tong sampah raksasa. Â Segala rupa benda bisa ditemui, bahkan kasur dan sofa saja dibuang orang dengan seenaknya di kali! Â Hahah...luarbiasa banget khan.
Padahal seandainya lebih banyak orang memulai dan menularkan kebiasaan tidak buang sampah sembarangan, maka ini akan sangat membantu mengurangi potensi banjir. Â Aku sendiri sudah memulai menanamkan kebiasaan ini kepada kedua anakku sejak mereka kecil.
Kepada keduanya selalu aku menekankan untuk membuang sampah pada tempatnya. Â Jika tidak terlihat, maka cari! Â Jika tidak ketemu, bawa dan simpan dalam kantong plastik, lalu buang di rumah. Â Heheh...kebetulan aku itu emak-emak rempong yang selalu menyiapkan plastik kecil dilipat segitiga. Â Tujuannya sih, untuk berjaga-jaga kalau perlu belanja di mini market, atau yah kondisi darurat untuk tempat sampah. Â Dibawa pulang dan dibuang di rumah.
Nah sekarang mari kita pikirkan, apakah di tahun 2021 ini kita akan terus mengurusi hujan dan banjir? Â Duh...mending jangan deh! Â Kita lakukan resolusi baru, melihat hujan sebagai berkat! Â Jangan buat hujan menghentikan langkah kita melakukan terobosan baru. Â Apalagi saat ini kita sedang perang pandemi, setahun penuh kemarin di 2020 habis waktu kita terbuang.
Jadi lebih baik, sedari sekarang sebelum hujan mengamuk, kita bersihkan lingkungan sekitar kita. Â Pastikan tidak ada sampah di got atau saluran air. Â Mulailah dari lingkungan kecil rumah kita, lalu sekitar lingkungan tempat tinggal, kemudian RT dan terus meningkat. Â Ajak teman juga saudara tidak asal buang sampah. Â Singkatnya di tahun 2021 hujan tidak menjadi momok menakutkan karena ngeri banjir. Â Kita ubah mulai 2021 menjadi hujan berkat!
Yup, sehingga sekalipun musim hujan datang mengguyur tidak akan menghentikan langkah kita beraktivitas karena banjir. Â Kalaupun ada yang harus kita persiapkan adalah:
- Siapkan payung lipat di tas atau di kendaraan kita.Â
- Membawa jas hujan semisalnya kita mengendarai motor
- Memonitor berita seandainya ada lokasi yang terendam banjir agar kita tidak ikut terjebak
- Menjaga kesehatan karena musim penghujan rentan penyakit, seperti batuk dan pilek
- Memastikan tidak ada genangan air di rumah, antisipasi DBD
Kembali kepada hujan dan berkat, bagaimana jika di awal 2021 pastikan untuk membuat gebrakan. Â Kembangkan potensi diri yang ada untuk menjadi pegangan! Â Nggak zamannya lagi kita terus memikirkan hujan identik banjir.
Hentikan banjir dengan mengubah karakter dan disiplin diri. Â Mulai dari kita sendiri sebelum kebaikan ini ditularkan kepada orang lain. Â Lihat gambaran besarnya, bahwa kita harus menjadi lebih baik, dan jangan hidup seperti katak dalam tempurung. Â Setiap tahun hanya berkutat mengurusi hal yang sama persoalan banjir, tetapi tidak pernah ada kemajuan. Â Stop semua itu, sudah tidak zamannya!